Sunday, October 5, 2008

SUAMI YANG SAYANG ISTERI

SUAMI YANG SAYANG ISTERI

Malam semakin larut saat Rianti belum bisa memicingkan matanya, sudah sebulan suaminya tidak memberikan kemesraan diatas ranjang semenjak mereka menempati rumah barunya. Mungkin karena kesibukan kerjanya membuat Anto seperti tidak memperdulikan isterinya, padahal mereka masih terhitung pengantin baru meskipun masa perkawinan mereka telah berjalan tiga tahun dan belum mempunyai anak. Kepindahan Rianti itu dari pondok indah mertuanya, karenakan berbagai sebab

Gunjingan dari pihak keluarga suaminya, alias ibu mertua telah membuat perempuan cantik yang berusia 25 tahun itu tidak lagi mau menggunakan akal sehatnya, demi untuk bisa hamil Rianti telah menempuh jalan pintas. Ranti tak ingin dikatakan wanita mandul padahal Rianti sudah banyak datang kepada dokter ahli kandungan dan semua dokter mengatakan bahwa Rianti sangat sehat dan subur, kedua pasangan suami isteri itu adalah pasangan yang tidak mandul, bahkan keturunan dari kedua belah pihak orang tua mereka banyak mempunyai anak.

Mungkin Tuhan belum menghendaki pasangan suami isteri itu untuk mempunyai keturunan, akhirnya jalan pintas telah ditempuh Rianti, dengan mengalahkan logikanya sebagai seorang perempuan yang mempunyai latar belakang pendidikan sarjana ekonomi, dan sang suami ikut pula mendukung isterinya untuk menempuh jalan alternatip tersebut dengan mendatangi orang orang pintar alias dukun yang dianggap akan mampu memecahkan persoalan rumah tangga mereka. Demi cinta pada isterinya Anto rela berpayah payahmencari informasi dimana adanya orang pintar yang akan dikunjunginya.

Pada saat makan siang disebuah rumah makan yang sederhana dekat dengan kantornya, sepintas Anto mendengar pembicaraan pemilik rumah makan itu, seorang perempuan setengah baya namun masih nampak kecantikan dan kesintalan tubuhnya. Dari Mbak Retno pemilik rumah makan tersebut Anto akhirnya mendapatkan informasi bahwa ada orang pintar yang bernama Mbah Barja, karena sang pemilik rumah makan sering mengunjungi Mbah Barja untuk mendapatkan sesuatu agar rumah makannya tetap selalu laris.

Maka berangkatlah pasangan suami isteri tersebut menuju sebuah dusun yang sangat terpencil yang jauh dari keramaian ibu kota, yaitu sebuah dusun bernama tengger yang ditempuh dalam waktu hampir lima jam dengan kendaraan roda empat. Dengan mengendarai mobil pribadi, Setelah tanya sana sini akhirnya Anto dan Rianti sampai juga pada sebuah rumah yang sangat sederhana bentuk bangunannya terbuat dari dinding papan dan agak jauh dari desa tengger sendiri. Rumah dukun tersebut menyendiri terpencil dan jauh dari rumah para penduduk setempat.

Rumah mbah barja terletak dibawah rimbunan pohon bambu betung namun tampak bersih dan rapih jauh dari kesan yang menyeramkan. Lalu pasangan suami isteri itu langsung disambut oleh mbah barja sendiri, karena memang lelaki itu hanya tinggal sendirian dirumah yang ditempatinya. Mbah Barja berusia 50 tahun masih nampak sehat dan kekar dengan postur tubuhnya yang tinggi besar bahkan orang tak akan menyangka kalau mbah barja telah berusia 50 tahun. Lelaki tua itu masih nampak seerti berumur 40 tahunan. Dengan hanya memakai celana komprang hitam bertelanjang dada, mbah barja mempersilahkan Anto untuk masuk kedalam rumahnya sambil memandang pada Rianti. Pada saat mbah barja menatap Rianti, perasaan isteri Anto yang cantik itu serasa terhanyut terbuai oleh alunan gelombang laut dan gairah birahi kewanitaannya serasa ada sesuatu yang menggelitik sekujur tubuhnya.Namun perasaan itu hanya sebentar saja seperti didalam mimpi.

Sebelum Anto menceritakan niat dan tujuan kedatangan mereka, mbah barja telah lebih dahulu berbicara, “ Tentu kalian datang kemari hanya untuk berobat agar mempunyai anak “ bukankah begitu Mas.

Ya benar mbah jawab Rianti penuh semangat

Mbah koq tau ya kalau tujuan kami kesini untuk itu sambung Anto

Mbah barja hanya tertawa kecil seraya berkata : “ perkara itu perkara mudah” asalkan kalian mau memenuhi syarat syaratnya yang kuminta, sebagai sarana pengobatannya.

“Apa itu syaratnya mbah jawab Anto dan Rianti berbarengan”.

Lalu mbah barja dengan memejamkan matanya bicara seperti orang yang berbisik namun jelas dapat didengar oleh Anto dan Rianti.

Pertama kalian sediakan minyak wangi kemala dan kain hitam tipis dua meter, dan untuk selanjut saya akan memeriksa dulu mas Anto, mungkin ada sesuatu yang jadi penghalang dari dalam tubuhmu. Dengan memegang telapak tangan Anto mbah barja berkemak kemik membaca mantra. Tiba tiba saja Anto menjerit, sekujur tubuhnya seperti kepanasan seperti tersiram air panas. Kemudian mbah barja berkata bahwa didalam tubuh Anto tidak ada gangguan apa pun dan juga tidak dari gangguan makhluk halus.

Ketika tiba pada giliran isterinya Rianti, tiba tiba saja Rianti tertawa ngikik seperti kuda liar, dengan tubuh bergetar berkejat kejat Rianti tertawa tanpa henti. Dalam perasaan Rianti diliang vaginanya seperti ada yang menggelitik, saking tak dapat menahan nikmatnya hingga isteri Anto itu tertawa terkikik menahan rasa geli yang aneh. Lalu kemudian mbah barja bicara perlahan dan dengan jelas dapat didengar oleh Anto. “ mas isteri mu ada sesuatu yang mengganggu dari dalam tubuhnya yang tidak nampak oleh kasat mata, hanya dapat dirasakan melalui netra batin, lalu mbah barja memandang pada isterinya sambil berkata :

Bagaimana bu apa yang ibu rasakan tadi, Rianti tak dapat menjawab hanya tertunduk diam bercampur rasa jengah. Nah untuk itu, ibu harus menetap tinggal disini beberapa hari, kata mbah barja, dan itu kalau suami ibu tidak keberatan, “mas Anto cepat carikan minyak wangi yang saya pesan itu sebagai syaratnya, lagi pula barang itu agak sulit didapat, keciali hanya banyak dijual di toko minyak wangi orang orang arab dikota. Anto belum memberikan jawaban saat mbah barja sudah masuk kedalam kamarnya untuk mengambil sesuatu. Dan tak berapa lama mbah barja telah kembali kehadapan mereka dengan membawa dua mangkuk minuman Nah.. mas Anto dan isterinya silahkan diminum dulu jamu buatan saya biar tubuh kalian tidak terasa capek setelah perjalanan jauh.

Kemudian pasangan suami isteri itu meminum jamu pemberian mbah barja, tak berapa lama perasaan Anto bagaikan orang tidak mempunyai perasaan susah ataupun sedih, Anto selalu merasa enjoy seperti orang yang dimabuk ganja. Dan setiap pertanyaan mbah barja selalu dijawab ya dan ya, tanpa ada bantahan. Lain lagi halnya dengan Rianti perasaannya diliputi dengan rasa sangat menyukai pada lelaki tua itu, didalam perasaannya selalu berandai andai, andaikan suaminya seperti mbah barja ini, bertubuh kekar dan gempal dengan kulit kehitaman, dan dalam pandangan Rianti mbah barja semakin Nampak macho hingga menggelitik birahi kewanitaannya.

Tiba tiba mbah barja berbisik pada Anto, mas isterinya mas akan saya mulai dengan pengobatan awal dulu ya, dan Anto pun mengangguk setuju, mbah barja lalu menggandeng lengan Rianti diajak masuk kedalam kamar yang biasa dipakai oleh mbah barja untuk mengobati pasiennya. Perasaan Rianti campur aduk antara penasaran dan senang. Begitu hebatnya dukun ini pikir Rianti, namun ia begitu sangat senang akan bisa punya anak setelah berobat pada orang tua ini.

Setelah keduanya berada didalam kamar, mbah barja lalu mendudukkan Rianti disebuah kursi yang tanpa sandaran, dari arah belakang mbah barja berbisik ditelinga Rianti. “ Apa ibu sudah siap untuk menjalani syarat syaratnya seperti yang kita sepakati”

“ Ya ya ya mbah…ka ka kalau itu sebagai jalannya “ jawab Rianti dengan sedikit gagap

“ ibu sudah kepingin sekali khan punya anak” Ya mbaah, makanya kami datang kesini

Bisikan mbah barja ditelinga Rianti terasa begitu mesra dan hangat, karena sambil berbisik mbah barja menggigit kecil daun telinga ibu muda itu, dan batang kejantanan mbah barja serasa membesar dan panjang dalam celana komprangnya menggesek gesek punggung Rianti. Perempuan cantik itu tanpa sadar mulai mendesah nikmat, ketika dengan kedua telapak tangannya yang berjari jari besar, mbah barja meremas lembut kedua bukit kembar Rianti.

Isteri Anto semakin mandah saja ketika mbah barja meloloskan pakaian atasnya, maka nampaklah buah dada Rianti yang mulai mengeras dengan kedua putingnya dari balik kutang yang berwarna hitam, dan sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dengan dengus nafas penuh birahi mbah barja menjilati leher jenjangnya sambil meremas remas susu Rianti yang masih mengkal yang belum pernah menyusui anak itu. “ Ooooh mmmmbah agggh “ Rianti melenguh nikmat saat kedua puting susunya dipelitir jari bah barja, tersembulah keluar bukit indah itu setelah penutup puncak bukitnya ketika pengaitnya dilepas mbah barja, dengan lincah lidah mbah barja menjilati kedua putingnya, dan dengan sedikit gemes dengan deru nafas yang memburu, mbah barja menggigit kelembutan susu yang masih padat itu. “Uuugh mbah bah”, Rianti semakin diamuk birahi ketika mbah barja membaringkannya diranjang jati sambil memelorotkan celana dalam perempuan cantik itu yang mulai basah oleh cairan kewanitaannya.

Rianti menjerit nikmat saat jari tengah mbah barja yang besar dan kasar itu menerobos masuk kedalam liang vaginanya, dengan perlahan berirama lembut mengorek ngorek jari mbah barja keluar masuk diliang vagina Rianti, “ Aduh mbah koq gini rasanya mbaaaah ampuuuun”.

“ Kenapa bu…enak apa enak, ayo bilang

“ Ouugh eeeeenaknya mbaaah” tapi sedikit nyeri.

“ Ya ini baru jari saya bu… memang dasarnya memek ibu yang masih sempit karena belum punya anak, jadi sedikit sakit, Tapi suka khan buuu.

“ Bukan itu tu tu mbah, jari mbah besar sekali rasanya…. Agggghhh mbah memang enaaaak.

Nanti ibu tak kasih yang enak lagi, Nieh rasakan ya…., dengan meremas lembut susu Rianti yang kian mengeras putingnya, mbah barja langsung menjilati liang vagina yang terasa begitu wangi saat mbah barja mengendusnya, wangi khas wanita yang mulai dilanda birahi , tubuh ibu muda itu bergetar berkejat kejat ketika dengan rakus mbah barja mengisap isap klitorisnya seperti mengisap permen karet.

Dan tanpa sadar Rianti meraih sesuatu pada selangkangan mbah barja, tangannya gemetar saat menyentuh batang kejantanan mbah barja yang masih tersembunyi didalam celana komprangnya. Begitu menakjubkan penis lelaki tua itu terasa panjang dan besar sekali dalam genggamannya.

“ Ibu suka ya dengan yang besar panjang ? “ Ayo bilang aja gak usah malu “

Gak tau mbaaah… saya takut eh gimana ya, punya suami saya gak segini besarnya, ini empat kali lipat dari punya mas Anto Mbah, dengan gemasnya Rianti meremas batang kejantanan mbah barja. Rianti mulai diliputi rasa gairah tinggi saat menyentuh batang kejantanan milik lelaki tua itu dari luar celana komprangnya.

“ Ouuuugh gitu ya mbaaaaaah heeessssss, Rianti melenguh panjang saat isapan mbah barja pada klotrisnya sangat kuat dan liar seraya menggit lembut daging lebih itu.

Jari tengah mbah barja lalu mengobok obok liang vaginanya, dan tanpa sadar bagai orang kesurupan Rianti menjerit histeris menahan nikmat “ Agggggh uuuh ampuuuuun mbah “, dengan kepala menggeleng kekanan kekiri dengan biji mata terbeliak keatas Rianti akan mulai mencapai puncak orgasmenya yang pertama. Namun dengan tiba mbah barja menghentikan kocokannya pada liang vagina yang hendak meledak itu.

“ Ouugh mbah kenapa berhenti mbaaaaah, terus terus mbah tolooong mbah diterusin “

Rianti merengek rengek pada mbah barja karena pada saat dipuncak klimaksnya mbah barja menghentikan aksinya mengeksplorasi tubuh sintal ibu muda itu. Rianti bagai orang kesurupan disaat kenikmatannya tertunda. Disaat Rianti mengerang kecewa, sesuatu yang hangat menyentuh bibir sensualnya, rupanya mbah barja telah melorotkan celana komprangnya maka nampaklah batang kejantanannya yang hitam besar yang langsung ditempelkan ke bibir Rianti. Puncak birahi yang tertunda itu telah membuat Rianti tanpa merasa jijik lagi menjilati penis mbah barja, dan dengan rakusnya Rianti mengisap batang kejantanan lelaki tua itu.

“ Ya ya terussss bu, terus iseeep, Ooooh ibu pinter pinteeer teunaaan“ sambil meremas susu ibu muda itu, mbah barja mengerang nikmat dengan kepala tengadah kelangit langit kamar. Gejolah darah Rianti serasa menyentak ubun ubunnya, batang kejantanan yang berada dalam mulutnya itu walau tidak bisa ditelan semua membuat birahinya kian memuncak.

Tubuhnya serasa bergetar hebat kewalahan saat menerima kenikmatan mengisap penis mbah barja, rasanya panas penis itu didalam mulutnya, dan batang kejantanan mbah barja semakin nampak membesar dan panjang dalam genggamannya nampak begitu perkasa. Rianti sudah tidak sabar lagi segera disetubuhi, tanpa rasa malu malu akhirnya Rianti merengek dengan mata sayu mengundang birahi, Rianti lalu semakin melebarkan kedua kakinya. Mbah barja cukup mengerti dan pengalaman dalam hal menundukkan birahi liar setiap perempuan yang akan meledak dipuncaknya. Namun mbah barja punya tujuan lain terhadap pasiennya yang satu ini, selain wanita ini cantik bertubuh molek juga memiliki sesuatu yang sangat berharga didalam tubuhnya, sesuatu yang akan menambah ilmu kesaktiannya, bila dapat dipersembahkan pada makhluk halus piaraannya yang juga sebagai gurunya. Maka untuk itu mbah barja akan membuat Rianti pasrah dan menurut pada kehendak dan tujuannya. Isteri Anto yang cantik itu akan dibuatnya tergila gila dengan permainan nafsu birahinya. Dengan lembut mbah barja berbisik ditelinga Rianti :

“ Aku akan memberikan kenikmatan kepadamu wahai budak nafsuku bisik hati dukun itu, “ dan nikmatilah sekarang nyonya cantik”. Lalu dengan liar dan buas mbah barja menjilati liang vagina Rianti dengan mendekap erat kedua bongkahan pantatnya yang indah itu. Ibu muda itu menjerit nikmat disenja hari disaat mata hari hendak terbenam. Rianti meracau tak karuan ketika lidah mbah barja serasa panjang bercabang dan bergerigi menusuk nusuk sampai kedasar mulut rahimnya. “ Ouuuugh ya yaaa terus teruuuus mbah ampun mbah, tubuh Rianti melengkung keatas dengan berkejat kejat bagaikan penari erotis, kedua tangannya dengan erat memegang kepala mbah barja untuk semakin dalam dibenamkan diselangkangannya. Rambutnya yang panjang sepinggang sampai terlepas dari sanggulnya, awut awutan namun semakin nampak menggairahkan dalam pandangan dukun tua itu, jeritan histeris ibu muda yang mencapai dipuncak birahinya begitu indah menggeletar berkejat kejat. Akhirnya Rianti mendapatkan juga kenikmatan yang tertunda tadi, tubuhnya serasa luluh lantak didera pusaran badai birahi, kenikmatan itu hanya didapatnya dengan keistimewaan lidah mbah barja yang dapat memanjang dan bercabang bagaikan lidah ular phyton. Ibu muda dalam keadaan lemas saat melepas puncak birahinya, namun mbah barja ingin memberikan kesan pelajaran berharga kepada Rianti, lalu dukun itu mengocok ngocok batang penisnya, dan disaat hendak meledak lahar panasnya, mbah barja mendekatkan batang kejantanannya pada mulut Rianti, “ Ayo buuu minum ini pejuhku” dengan sedikit memaksa mbah barja mengangkat kepala ibu muda itu, lalu semburan sperma lelaki tua itu memenuhi rongga mulut Rianti.


“ Ayo buuu…telan semuanya ini obatnya” ibu muda itu bagai orang kehausan saat menelan pejuh mbah barja, dan ia rasakan seperti rasa telur setengah masak yang dicampur madu. Rianti baru kali ini menelan sperma laki laki, namun karena gairah birahi, semuanya itu tidak membuat ia menjadi jijik, bahkan ia rasakan seperti membangkitkan kembali nafsu birahinya.

Prosesi pengobatan pertama telah membawa dampak yang menakjubkan dalam jiwa Rianti, hingga ia berangan angan untuk minta selalu disetubuhi oleh mbah barja saat itu juga. Begitu memukau dan menakjubkan kenikmatan yang telah diterimanya. Sementara mbah barja masih menanti saat yang tepat untuk menyetubuhi perempuan cantik itu dengan sempurna. Ketika alam sadarnya menyentuh simpul syaraf dibenaknya, Rianti seperti bertanya tanya dalam hati, Oh apa yang baru kulakukan tadi, bayangan dirinya yang dikerjai oleh mbah barja seperti hilang timbul dalam ingatannya. Rianti masih ingat sewaktu ia dibawa masuk oleh dukun itu kedalam kamar, setelah itu ada sesuatu yang menjalari didalam tubuhnya, suatu gairah nafsu birahi yang tak dapat terbendung dan begitu sangat menggebu gebu, sampai sampai ia rela mengoral penis besar dukun itu dan juga menelan pejuhnya. Padahal terhadap suaminya tidak pernah ia lakukan itu, maka dalam hatinya timbul rasa heran dan juga penasaran, apakah dirinya telah menjadi perempuan yang binal, dan bukan lagi sebagai isteri yang setia setelah berjumpa dengan mbah barja dukun perkasa ini.

Dengan rasa cemas Rianti merapikan pakaiannya, ia tau suaminya sedang berada diruang tamu menunggunya, Rianti tak ingin suaminya tahu apa yang telah ia perbuat bersama mbah barja saat berada didalam kamar tadi. namun rasa cemas itu menjadi sirna seketika. Lalu mbah barja berbicara pada Rianti sambil mencium bibirnya dengan meremas buah dadanya. Jangan kuatir… suami ibu tertidur nyenyak saat kita berada dikamar ini. Dan memang begitu keadaannya disaat Rianti keluar dari kamar mbah barja, nampak suaminya tertidur nyenyak di kursi bamboo yang ada diruang tamu. Anto tidak merasakan apa apa sama sekali, bahkan ia tidak tahu menahu, ketika didalam kamar sang dukun itu, isterinya dalam cengkraman gairah liar menapaki jejak birahi yang menakjubkan naluri kewanitaanya.

Anto hanya ingat bahwa isterinya sedang diobati oleh dukun tua itu dan masuk kedalam bilik. Samar samar Anto mendengar percakapan isterinya dengan mbah barja didalam kamar lalu ia tertidur, yang kemudian ia terbangun karena suara obrolan mereka seperti sudah begitu akrabnya ketika telah berada diruangan tamu.

“ bagaimana mbah apa sudah selesai “ kata anto

“ Sudah mas” jawab Rianti, proses pengobatannya gak lama koq mas.

“ Ya sudah selesai proses awal pengobatan “ jawab mbah barja, dan tinggal kesedian isteri mas Anto sendiri, apakah isteri mas mau tinggal beberapa hari digubuk saya ini untuk kelanjutan pengobatannya. Jantung Rianti semakin berdebar debar tak karuan saat mbah barja bicara kepada suaminya.

“ Gimana Rianti apakah kamu bersedia sementara untuk tinggal ditempat yang sunyi ini “

Lidah Rianti serasa kelu untuk menjawab pertanyaan suaminya, lalu mbah barja berkata pada Rianti, “ Ibu boleh tinggal ditempat ini dalam rangka pengobatan selanjutnya “ mbah barja menatap pada matanya Rianti, tiba tiba saja sekujur tubuh ibu muda itu bergetar seperti melayang kealam tanpa rasa, lalu bayangan kemesraan antara dirinya dengan mbah barja yang barusan terjadi teringat kembali dibenaknya. Gairahnya yang liar tadi bersama mbah barja semakin memacu libidonya. Dan badai kenikmatan berahi itu belum sempurna ia terima, ibu muda itu menuntut untuk segera dituntaskan badai birahinya.

“ Ya mbaaah” saya mau tinggal ditempat ini, dengan suara manja sedikit genit

Rianti menjawab pertanyaan dukun itu. dan juga bagaimana dengan suami saya mbaaah. “ Oh Suami ibu biar pulang dulu untuk menyediakan persyaratan yang saya minta itu ”, dan besok mas anto harus datang lagi dengan membawa minyak kemala dan kain hitam. Lalu setelah usai Maghrib Anto pun meninggalkan isterinya didusun tengger untuk kembali ke Jakarta.

Malam semakin larut dan dingin saat Rianti tinggal dirumah dukun itu, malam itu adalah malam badai birahi, didalam dekapan mbah barja Rianti berkali kali mengalami orgasme saat mendakinya, meski belum disetubuhi secara utuh dan sempurna oleh dukun tua itu. Dalam keadaan keduanya telanjang bulat sambil berdiri mbah barja menggesek gesekan batang kejantanannya pada belahan bongkahan pantat bahenol Rianti, dengan tangan kirinya mbah baraja meremas membelai susu mengkal ibu muda itu, dan tangannya yang satu mengorek ngorek liang vagina Rianti yang masih sempit, dengan dengus nafasnya yang memburu lidah mbah barja menelusuri leher jenjang perempuan cantik itu, Desahan nikmat yang keluar dari mulut Rianti tak henti hentinya melenguh seperti suara ular yang mendesis “ Ooohh hesssss mbah ampuuuuuuun enaknya mbaaaaaaaaaaaaaah, ampuuuuun mbah aku gak tahaaaaaaaan mbah, setubuhi aaaaaku mbah. Batang kejantanan mbah barja dirasakan Rianti begitu terasa panas membelai bongkahan pantatnya, dan pilinan jari lelaki tua itu pada putting susunya semakin membuat sukmanya melambung keawang awang, jari tengah mbah barja dengan sangat gencar mengobok obok liang vaginanya hingga melelehkan cairan kewanitaannya, ibu muda itu akhirnya mencapai puncak kenikmatannya yang pertama, dengan tubuh berkejat kejat menggeletar dalam dekapan tubuh kekar mbah barja didalam posisi keadaan berdiri, “

Yaaaach houuus ampuuuuun mbah, enaaaaaaaak enaaaaak zzzz zuuuudah mbaaah ampun”, tubuh ibu muda itu melengkung kebelakang sehingga buah dadanya kian membusung. Namun mbah barja tak memperdulikan rintihan Rianti, dengan sedikit merubah posisi dari berdiri, mbah barja membungkukan punggung perempuan itu ke arah tempat tidur jati, dan posisi Rianti kini dalam keadaan menungging, sebelum puncak klimaksnya selesai, dengan buasnya mbah barja menjilati liang vagina serta lubang anus ibu muda itu. Suara rintihan nikmat dengan racauan tak karuan Rianti menjerit histeris saat menerima kenikmatan birahi liar dari lelaki tua itu, sekujur tubuhnya berkejat kejat menggeletar ketika lidah panjang mbah barja semakin dalam menusuk nusuk kedalam liang vaginanya.

“ Ouuughhhh ampuuun mbah jangan siksa aku”, setubuhilah aku sekarang mbaaaah, tiba tiba tubuhnya menggelosor terjerembab keatas kasur, Rianti bagai orang kesurupan saat menjemput orgasme keduanya, liang vagina ibu muda itu semakin meleleh dengan cairan yang merembes dari dindingnya vagina yang masih sempit itu berkedut kedut didera nikmat seperti pantat ayam yang hendak bertelur.

Mbah barja tetap saja tak perduli dengan keadaan perempuan cantik itu yang sedang mengalami sekarat didera kenikmatan puncaknya, lalu ditelentangkan tubuh molek itu, dengan buas dan liar, mbah barja lalu menyusu pada putting yang indah milik ibu muda. menghisapnya, menggigit gigit dengan gemasnya, “ Oooh bu tetek ibu masih mengkel”, indah sekali tetek ranum ini, Nieh bu rasakan nikmatnya…aku tak nyusuu ya bu. kedua kaki Rianti lalu dibuka lebar, dengan perlahan dan pasti, mbah barja, menggesek gesekan kepala penisnya yang besar pada belahan vagina perempuan cantik itu, kenikmatan demi kenikmatan telah membuat Rianti semakin berkelojotan dibakar gairah. Panasnya gesekan penis mbah barja disertai isapan permainan lidah dukun itu pada kedua susunya, kian membuat Rianti meracau tak karuan. Keduannya semakin liar, meremas memilin, dan saling berdekapan erat sampai nafas keduanya ngos ngosan. “ Ayo mbaaaaah masukin dong mbah”, jangan siksa akuuuu mbaaaah, tolong mbah, entot aku sekarang juga mbaaah . “ Oh ho ho sabar toh bu, “Ayo bilang dulu, mana yang enak gesekan kontolku dengan punya suami mu, Ayo bilang buuu gak usah malu. Ouuuug mbaaaah….enak punya mbah, enaaak enaaaak terus ya terus gitu mbah.

“.Gesekan kepala penis mbah barja pada bibir vaginanya membuat Rianti menggeliat berkelojotan bagaikan kuda betina liar yang sedang birahi. Namun mbah barja tetap bertahan untuk tidak memasukan kepala penisnya kedalam liang nikmat perempuan cantik itu, karena belum saatnya untuk menyetubuhinya bila kedua syarat yang diminta belum terpenuhi, yaitu minyak wangi kemala dan selembar kain hitam tipis sebagai simbol perjanjian dari alam kegelapan.

Malam sunyi didusun terpencil itu dipecahkan oleh jeritan histeris Rianti saat ia mendaki puncak birahinya, kenikmatan yang diberikan oleh mbah barja begitu sempurna, hanya dengan jilatan lidah panas serta gesekan penis hangat mbah barja, telah membuat perempuan cantik itu terlempar pada pusaraan badai kenikmatan. Mbah barja bagaikan singa lapar yang sedang mengendus menjilat dan mencakar sebelum menelan mangsanya. Rianti seperti anak kucing yang sedang dimandikan oleh induknya dengan jilatan panas mesra disekujur tubuhnya. Kenikmatan itu akhirnya diraih dengan orgasme secara beruntun dengan tubuh yang berkejat, dan akhirnya Rianti tertidur pulas dalam pelukan mbah barja.

Siang itu cuaca sedikit mendung, namun Anto semakin kencang memacu laju mobilnya agar cepat sampai di rumah mbah barja, dan semua persyaratan yang diminta mbah barja telah ia dapati, tanpa terasa Anto telah memasuki mulut desa tengger, dengan sedikit mengambil jalan pintas akhirnya Anto sampai dirumah dukun tua itu.

Ketika telah bertemu dengan isterinya, Rianti nampak segar bugar dengan wajah berseri seri, dan kecantikannya semakin menarik , dengan penuh manja Rianti menyambut kedatangan sang suami dengan kecupan manisnya. Kepuasan batin Rianti terpancar dari wajah dan gerak geriknya, gejolak birahinya seakan tak pernah padam semenjak ibu muda itu mendapatkan kenikmatan yang begitu dahsyatnya dari mbah barja, dukun tua itu telah merubah segalanya yang membuat Rianti mulai mempunyai sifat sedikit binal yang merasuk kedalam jiwanya.

Setelah minyak wangi dan kain hitam berada ditangan mbah barja, maka segera diadakan prosesi pengobatan isteri Anto selanjutnya, dan malam itu Anto ikut menyaksikan ketika isterinya mulai dipersiapkan oleh mbah barja. Kepulan asap dupa wangi yang menyerap aura mistis, kian membuat Anto seperti berada disuatu tempat yang membawa sukmanya kealam tanpa rasa. Kain hitam tipis telah melilit pada tubuh molek isterinya yang tanpa mengenakan apa apa lagi, tubuh telanjang Rianti begitu transparan dalam lilitan kain hitam itu, dalam pandangan Anto isterinya nampak bagaikan dewi yang turun dari khayangan, begitu memikat membangkitkan birahinya, sungguh merangsang pemandangan itu saat tubuh molek isterinya hanya dililit dengan kain hitam tipis.

Minyak wangi kemala yang ditangan mbah barja, setetes demi setetes dioleskan pada leher jenjang isterinya, dan dengan penuh kelembutan tangan mbah barja melulurkan minyak harum itu dengan posisi membelakangi punggung Rianti, mulut dukun tua itu berkemak kemik membaca mantra, secara perlahan lahan tangan mbah barja mulai menurunkan kain penutup tubuh ibu muda itu hingga nampak bukit susu yang mengkal padat. Saat jari mbah barja mengoles minyak harum pada pundak Rianti, isterinya mulai mendesah, sebab dirasakannya batang kejantanan mbah barja yang mulai mengeras menekan pada belahan pantatnya. Dan memang harus diakui bahwa bentuk tubuh Rianti begitu sempurna, pinggulnya yang ramping, dengan bongkahan pantat yang bulat, kedua payudaranya membusung kedepan, pentil payudaranya mencuat sebesar jari jempol berwarna kecoklatan. Setiap lelaki pasti berkhayal untuk bisa menetek pada putting susunya yang masih seger dan belum pernah menyusui anak.

Keharuman minyak kemala dan asap dupa membuat suasana dikamar semakin jadi romantic, begitu merangsang wewangian itu dalam pencium Anto dan isterinya. Desahan isterinya semakin jelas terdengar oleh Anto saat tangan mbah barja mulai melumuri minyak kemala pada kedua bukit kembar isterinya dengan puting yang mulai mencuat keatas. “ Ouuughhh mbah hees heeeeesssss oh”

Namun mbah barja tidak hanya sekedar memoles, tangan mbah barja juga meremas remas dan membelai kedua susu isterinya, dan Anto ingin protes namun seperti tak punya keberanian untuk menegur mbah barja, justru yang merasuk kedalam pikirannya ia ingin melihat isterinya disetubuhi oleh dukun tua itu, akal sehatnya telah hilang sama sekali yang ada hanyalah perasaan terangsang saat melihat isterinya mendesah nikmat ketika mbah barja meremas buah dada isterinya sambil menjilati leher jenjangnya.

Mbah barja dengan suara serak yang sedang memendam birahi memanggil suami Rianti, “Mas Anto kemarilah… mendekatlah pada isterimu, Anto pun mendekat, setelah dekat pada isterinya mbah barja, berkata pada Rianti sambil menggigit kecil daun telinga perempuan cantik itu. “ Bu pernahkah suami mu melakukan pemanasan, seperti yang kulakukan ini ? “

Rianti menjawab pertanyaan mbah barja dengan mendesah, tubuhnya mulai dirasuki puncak birahi, gesekan penis mbah barja pada bongkahan pantatnya kian mengeras dan remasan tangan dukun tua itu pada payudaranya kian membuat dirinya semakin terangsang.

“ Ti ti tidaaaak pernah mbaaaaah Ouuuh agggh heiiis “

“ Nah mas Anto, isteri mu ngaku sendiri khan”. Makanya malam ini aku akan mengajari mas Anto bagaimana cara memberikan kemesraan birahi pada seorang isteri, dan isterimu akan kuajari juga bagaimana seharusnya untuk melayani suami ditempat tidur. Bagaiman mas Anto apakah bersedia dan rela bila isteri mas Anto saya beri pelajaran malam ini “

“ Eh ee ya mbah “,… Anto bagaikan terpukau oleh ucapan dukun tua itu.

“b bboleh mbah” berilah isteri saya pelajaran yang sempurna. Batin anto berkecamuk antara ya dan tidak, akan tetapi ucapan yang keluar dari mulutnya begitu lancarnya untuk berkata ya dan ya.

“ Nah bu, dengar apa kata suami ibu sendiri”, saya harus memberikan pelajaran bagaimana seharusnya ibu melayani suami diatas ranjang kemesraan. Ayo bilang pada suamimu, ayo bu gak usah malu malu, desakan birahi telah membuat Rianti kian mengerang nikmat penis besar mbah barja semakin liar menusuk belahan pantatnya, dan terasa memanjang dari dalam balik celana komprangnya. “ Ayo cepat minta izin pada suaminya bu”

Ya ya… mmmbah”, maaaas, izinkan saya diobati ama mbah ya maaaas, Ouuuuh mas aku gak kuat lagi mas, mbah lekas obati aku mbah, duuuh ampuuuuun, Rianti mengerang manja penuh birahi saat mbah barja mulai menjilati putting susunya. Anto semakin terpukau dan takjub, dalam pandangannya isteri tercintanya kian nampak cantik merangsang saat menggelinjang didera nikmat birahi. Pemanasan dukun itu telah membuat isterinya menggeliat dalam dekapan lelaki yang tinggi besar berotot.

Anto bagaikan layang layang putus talinya, pikirannya melayang keawang awang, namun menimbulkan sesuatu yang sangat aneh dalam dirinya, ia begitu terangsang saat melihat isterinya dalam dekapan orang lain, hingga tanpa ia sadari penisnya ikut pula mengeras dibalik celananya. Kain hitam tipis itu telah disingkap oleh mbah barja, maka nampaklah bongkahan indah pantat isterinya yang terus menerus kena gesek oleh penis besar mbah barja yang masih bersembunyi dibalik celana komprangnya. “ Mbahhh besar sekali rasanya mbaaaah, oh mbah hangat hangat, teruuuuuus. Anto terpukau dan terpukau tubuh isterinya menggeliat bagai cacing kepanasan dalam dekapan dukun tua itu, belum pernah ia melihat dan mendengar isterinya mengerang demikian itu ketika mereka bercinta, tapi kali ini isterinya telah dibuat terangsang oleh permainan birahi mbah barja.

Rasa minder dan iri timbul dari dalam diri Anto, ia begitu terkesima melihat tonjolan pada selangkangan mbah barja, dan dengan perlahan serta pasti mbah barja mulai melorotkan celana komprang hitamnya, maka menyembul batang kejantanan dukun tua itu yang langsung menampar pantat isterinya sebesar tongkat satpam, melentur berkedut kedut seperti karet. Ooooh… tanpa sadar anto berseru lirih. Isterinya pun mendesah nikmat, “Ooooh mbah hangat sekali mbah mbaaaaah. Mbah barja menampari pantat isterinya dengan penisnya yang besar panjang, klepek klepek, dan juga disorongkan melewati selangkangan isterinya, sampai kepala penis itu muncul didepan bibir vagina Rianti.

Tubuh anto bergetar hingga ia terduduk dikursi yang ada rotan dikamar itu, dan tanpa Anto sadari tangannya mengelus tonjolan penisnya sendiri yang semakin serasa sesak dibalik celananya. Anto membayangkan isterinya akan menjerit kesakitan bila batang kejantanan mbah barja masuk keliang vagina sang isteri tercinta. Penis mbah barja begitu memukau perasaannya jauh lebih besar dan panjang dari pada miliknya, bahkan lima kali lebih besar dari penisnya sendiri. Batang kejantanan mbah barja besar panjang seperti tube pepsodent yang ukuran jumbo, dilingkari dengan urat besar seperti cacing disekitar batangnya.

Isterinya bagaikan kuda betina liar meringkik melenguh, dengan tangan gemetar Rianti melepas lilitan kain hitam lalu perempuan cantik itu membalikan tubuhnya menghadap mbah barja, sungguh pemandangan yang spektakuler, ketika tubuh isterinya membalik, batang kejantanan mbah barja langsung menampar bibir vagina isterinya yang mulai basah, seperti tongkat karet yang lentur, penis besar mbah barja menggesek belahan bibir memek isterinya. “Oooooh mbaaaaaah nikmat nikmaaaaat mbah, terus teruuuuus yeah.

Dengan meremas bongkahan pantat isterinya, mbah barja membenamkan wajahnya kebukit susu isterinya yang mengkal, karena belum pernah menyusui anak, masih begitu ranum dan hangat dengan pentilnya yang mencuat keatas. Sungguh pemandangan yang menakjubkan sampai membuat Anto meledakan lahar panas membasahi celananya. “Yeaaaaach ouuuup”. Dan tubuhnya jatuh tersandar pada kursi rotan itu, mbah barja sempat melirik pada anto, dan dukun tua itu jadi tahu bahwa anto yang lemah syahwat mengalami ejakulasi dini. Namun penis anto masih tetap mengeras, saat isterinya berkejat kejat nikmat meracau tak karuan, “ Oh mbaaaaah setubuhi aku cepat mbah “ Oh yeees terus enaaaaaak mbah.

Mbah barja mulai menunjukkan kebolehannya untuk mengajari anto, bagaimana seharusnya menjadi lelaki sejati didalam olah asmara. “ Mas anto kita mulai sekarang” Lihat bagaimana saya akan membuat isterimu berkejat kejat dalam pusaran badai birahinya. Mbah barja kemudian mengangkat tubuh isterinya dan dibaringkan diatas ranjang jati. Kemarilah mas Anto akan aku tunjukan padamu pelajaran pertama ini :

Dengan menurut Anto mendekat kepinggir ranjang. Rianti memandang suaminya dengan pandangan mata sayu memendam bara gairah berahi.

“Aahhh, manisnya,”isterimu mas Anto. “sungguh menggairahkan sekali, isterimu adalah perempuan yang slalu dapat membangkitkan gairah setiap lelaki. Mas anto sangat beruntung punya isteri secantik ini, selain cantik isteri mas anto adalah seorang wanita yang punya birahi tinggi, dan tidak pernah puas bila hanya disetubuhi oleh satu lelaki, apa lagi dengan lelaki yang penisnya sangat kecil seperti punya mas anto. Anto hanya dapat mengangguk anggukan kepalanya saja ketika mbah barja membicarakan tentang isterinya yang tersayang.

Mbah barja meraih kaki Rianti dan memutar tubuhnya menyamping sehingga vaginanya mengarah ke sudut ranjang. Sambil menuntun anto mengitari ranjang, mbah barja bertanya dengan lantang, “Apakah kamu pernah mengoral vagina isterimu?”

“Tentu saja tidak!” kata Anto dengan suara yang hampir tercekat””

“ Disitulah letak kenikmatan dan kesenangan seorang perempuan, semua perempuan selalu merindukan liang vaginanya untuk dijilati.” Ujar mbah barja.

Dukun tua itu tersenyum. anto mungkin bukan seorang pecinta sejati, tapi terlihat rasa haus yang tidak dapat ditutupi dalam tatapan mbah barja ketika Anto melihat pada kemaluan isterinya yang mulus tanpa rambut.

“Yah, kamu perlu menjadi seorang pecinta sejati untuk mengoral vagina isterimu. Semua lelaki melakukannya setiap saat akan menyetubuhi isteri isterinya. Naah, Tugasmu sekarang adalah mempersiapkan isteri kamu untuk menerima penisku dulu. Gampang, bukan ? Ayo pasang mukamu di sana dan mulai jilati bibir vagina isterimu yang cantik semok ini.”

Anto menatap vagina isterinya lalu menyentuh bibir kemaluan itu dengan tangannya. Rianti gemetar saat ia merasakan sentuhan itu. Anto merasakan lembutnya vagina isterinya yang mengeluarkan wangi khas, Rianti selalu rajin membersihkan liang vaginanya, dengan cairan pembersih sari ayu, juga isterinya sangat rajin meminum jamu pewangi vagina merek nyonya meneer.

“Bagus bagus mas anto,” mbah barja memberi semangat sambil mendorong Anto untuk semakin mendekat ke vagina isterinya, “Ayo beri ciuman mesra pada vagina isterimu”

Anto belum pernah berada sedekat ini dengan kemaluan isterinya, bila ia ingin melakukan tugasnya memberi nafkah batin pada isterinya, ia langsung memasukan penisnya tanpa pemanasan terlebih dahulu.

Wajah mbah barja berada tepat di samping telinganya anto dan berkata, “Cium bibir vagina isterimu, dan Banyak pergunakan lidah… iya terus lakukan, begitu.”

Anto telah memulai tugasnya dan semakin lama terlihat semakin terbiasa.

“Usap klitorisnya dengan ibu jarimu… Jangan hentikan permainan lidahmu. Nah begitu. Permainkan ritme jilatan dan usapanmu,” lanjut mbah barja.

Sementara itu tubuh Rianti tidak dapat menolak efek yang timbul atas apa yang dilakukan suaminya. Lidah anto terasa sangat begitu menakjubkan. Dan ibu jari anto yang menari-nari pada klitorisnya mulai membuahkan hasil yang ditunggu-tunggu oleh dukun tua tersebut. Setelah beberapa saat meneruskan permainan lidah dan jarinya, anto dihadiahi dengan rembesan cairan hangat akibat dari vagina isterinya yang mulai melubrikasi.

Keheningan dalam kamar terpecahkan oleh suara berkecipak basah dari usaha anto mengoral isterinya. Mbah barja mengedipkan mata ke Anto lalu ia berkata

“Masukkan jari tengahmu ke dalam vaginanya, dan Pertemukan ibu jari dan jari tengahmu di antara dinding vaginanya,” perintah mbah barja, dan yang baru saja mbah barja berikan perintah pada Anto akan memberi efek terstimulasinya G-Spot isteri Anto itu.

Anto menuruti perintah mbah barja dan telah membuahkan hasil desahan lirih yang keluar dari mulut isterinya. Mbah barja tersenyum lebar melihat hasil yang sangat memuaskan.

Kemudian dukun tua itu menjamah pantat isterinya sambil mengocok batang kejantanannya, mbah barja terus memberi perintah pada anto.

Mbah barja mendorong Anto ke samping dan isterinya mengeluarkan erangan seakan memprotes perbuatan mbah barja. Namun tidak disangkanya mbah barja langsung berlutut di antara paha isterinya dengan penisnya yang besar berdenyut-denyut eperti monster yang hidup.

“Bagus,bagus mas anto! Vagina isterimu sekarang sudah basah, bahkan boleh dibilang: banjir!”

“Isteri mas anto tidak terbiasa dengan penis sebesar ini. Mungkin kau bisa membantu dengan memasukkannya ke dalam vagina isterimu yang tersayang,” kata mbah barja.

Anto memegang penis besar itu sementara penisnya sendiri sangat kecil. Penis di tangannya terasa hidup bergerak-gerak, bahkan kelihatannya seperti sedang bernafas. Anto dapat merasakan denyutan konstan saat ia memegang penis itu, dan penis mbah barja terasa berat. Tatapan matanya tidak pernah lepas dari penis itu. “Sekarang arahkan penisku, Mas anto. Nah begitu, dorong masuk kepala penisku ke dalam vagina isterimu.”

Penis itu terlihat sangat besar dibanding vagina isterinya yang kecil. Sudah pasti tidak akan muat. Anto mulai khawatir akan keadaan isterinya. Penis ini sudah pasti akan merobek vaginanya. Belum lagi kepala penis dukun itu masuk sepenuhnya Anto dapat melihat isterinya sudah meringis menahan sakit. Mbah barja mendorong pinggulnya agar penisnya masuk lebih jauh, namun masih saja tertahan dipintu liang sempit itu, kepala penis mbah barja bagaikan kepala jamur dimusim hujan yang sedang mekar.

“Gilaaa,…cek cek mas anto, memek isterimu ini rapat sekali! Sudah jelas dia tidak terbiasa bersanggama dengan penis ukuran pria tulen. Tapi jangan khawatir, dengan bantuan mas Anto sendiri sebagai suami yang sayang isteri, semua pasti akan beres.”

Dalam keheningan kamar itu anto dapat mendengar suara seperti letupan lembut saat kepala penis mbah barja masuk menembus bibir vagina isterinya yang sudah terasa panas membara, dengan tubuh berkejat nikmat bercampur sedikit sakit isterinya melenguh bagai sapi disembelih.

“Oooh aghahh!” Rianti mendesah. “Pelan-pelan, penis mu ini besar sekali mbaaaah. Beri aku waktu untuk menyesuaikan diri,” kata Rianti lagi.

Pikiran Rianti berpacu dengan nikmat yang menderanya. Ia merasa tubuhnya penuh terisi sesuatu yang panas lembut, padahal baru menerima kepala penisnya saja. Bagaimana mungkin ia dapat menerima seluruh penisnya mbah barja masuk ke dalam tubuhnya. Sudah pasti tidak bisa, pasti bisa bisik hatinya lagi.. terus mbaaaah, Ouuuugh mbah, dorong dikit dikiiiit lagi mbah ya pelan pelan gitu, Oh mas anto enak enaaak penis besar ini rasanya.

Mbah barja merasakan hangatnya dinding vagina ibu muda itu mulai membungkus rapat kepala penisnya. “Mainkan buah dadamu bu, dan nikmatilah pelajaran dariku yang pertama. Pejamkan mata dan dibawa rileks, kendorkan semua ketegangan pada kedua kakimu. “ Naah gitu buu” “ Ooh sungguh pintar isterimu mas anto “ isterimu sudahlah cantik juga sangat cepat menerima pelajaran ini.

Buah zakar dukun tua itu sama besarnya dengan penisnya.

“Beri dia tambahan penis lagi anto,” perintah mbah barja.

Anto menggenggam batang penis mbah barja dan mencoba untuk mendorongnya masuk lebih dalam lagi ke dalam vagina isterinya. Anto dapat mendengar isterinya mengerang menahan sakit bercampur nikmat, namun kebutuhan mbah barja tidak dapat diacuhkan. Ia telah sabar menunggu sejak tadi. Dan dukun itu ingin merasakan buah zakarnya yang besar menampar-nampar pantat ibu muda itu sekarang. Dan malam ini anto akan menyaksikan betapa isterinya menjadi liar bagai kuda betina yang binal saat mendaki puncak kenikmatan yang diberikan oleh dukun itu.

Dengan menaruh seluruh berat badannya ke penisnya, mbah barja mendorong penisnya semakin masuk lagi sekitar 3 cm. lalu mbah barja menarik keluar batang kemaluannya sampai sebatas ujung kepala penisnya lalu menancapkannya masuk lagi lebih sedalam 4 cm. Dicabut lagi dengan perlahan namun pasti semakin membongkar jalan masuk kedasar rahim ibu muda itu.

“Ayo, sudah setengah jalan,” kata mbah barja penuh kepuasan. “Aku tahu ibu pasti bisa,”

Setiap kali mbah barja menggenjot penisnya keluar masuk tubuh isterinya, anto melihat semakin banyak bagian penis dukun itu yang terbenam masuk vagina isterinya yang sempit tersebut. Ia sudah melepaskan tangannya dari penis mbah barja dan kini hanya terpekur melihat pemandangan itu tepat di depan mukanya. “ Ouuugh Mas Anto..memang enaak teunaan me… memek isterimu ini ”. sempit dan seret, rasanya kontolku diremes remesnya.

Isterinya mendesah berkelojotan setiap kali mbah barja mendorong masuk penis itu, dan pandangan dukun itu melekat pada titik pertemuan antara penisnya dan vagina isterinya. Dan dengan satu dorongan keras yang terakhir, di dalam kamar itu anto dapat mendengar suara buah zakar mbah barja mulai berirama menampar pantat isterinya, hingga isterinya kian mendesah liar “Ohhh mbah rasanya rasanya heuuus” Kenapa bu rasanya. “Ayo bilang pada suamimu, ngaku aja pada suamimu” dan bilang enak rasanya. “ Ya mas enaaaaak rasanya punya si mbaaaah ini. Rianti merasakan batang kejantanan mbah barja berkedut kedut seperti ular hidup diliang vaginanya.

Mbah barja menghela nafas dan menahan gerakannya. Ia membiarkan batang penisnya bermandikan hangatnya dinding vagina tersebut. Dukun itu dapat merasakan dinding vagina ibu muda itu seakan memijat-mijat penisnya seperti jari-jari kecil yang berusaha menarik penis itu masuk lebih dalam lagi.

Dengan menarik leher anto, mbah barja membawa wajah suami Rianti itu mendekati mulut isterinya untuk memerintahkan menciumnya dalam-dalam pada bibir sensualnya. sementara ia terus menggenjot penisnya keluar masuk tubuh isterinya. Mbah barja sadar bahwa ia sudah menang dalam hal ini, sebagai pelajaran buat anto. Dan anto suka dengan hal seperti ini, sangat suka malah. Sekarang tangan anto membelai rambut isterinya sementara lidah mbah barja bergerilya di dalam mulut isterinya, dan Anto membisikan sesuatu pada isterinya, “ Nikmatilah sayang badai birahimu, aku senang melihat mu disetubuhi mbah barja.

Mbah barja melepaskan ciumannya dari ibu muda itu agar dapat lebih berkonsentrasi pada perempuan yang sedang disetubuhinya. Liang kewanitaan perempuan cantik itu sangat rapat namun tubuhnya sudah melubrikasi demikian banyaknya. Dengan hentakan panjang dan keras mbah barja menggenjot pinggulnya dan setiap kali mendorong penisnya masuk, mbah barja seakan memaksa udara keluar dari paru-paru isterinya. “Homph! Humph! Humph!” Yeeah yeas yes.

Isterinya sudah tidak lagi memberikan perlawanan saat meretas antara sakit dan nikmat, isterinya hanya membiarkan saja mbah barja melakukan tugasnya. Pantat isterinya bergerak-gerak dalam gerakan melingkar kecil yang membuat penis dukun itu menyentuh berbagai bagian dari vaginanya. Bagai seorang penari erotis isterinya menggeliat liar, sekujur tubuhnya bergetar hebat sampai melengkung keatas menjemput hentakan penis dukun itu.

Rianti terus mendesah-desah, sekarang ia mengalami sendiri badai birahi yang melanda dirinya, dan tidak dapat dipungkiri lagi ia sedang menanjak menuju klimaks yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, sungguh begitu dahsyat kenikmatan yang sedang diraihnya. Dan Vagina ibu muda itu terasa sangat nikmat sekali berdenyut berdenyut, sehingga mbah barjan juga merasakan sesuatu yang berkumpul di buah zakarnya yang siap untuk meledakan lahar panas dalam sebuah orgasme terhebat, sepanjang petualangannya mbah barja berusaha untuk menahan badai kenikmatan yang akan menderanya. Karena belum saatnya untuk diledakan didalam liang rahim perempuan cantik yang disetubuhinya.

Mbah barja menarik keluar penisnya dengan tiba tiba dari dalam tubuh Rianti, dan anto mendengar isterinya berbisik lemah seperti kecewa, “ Tidak…, jangan berhenti… Aku sudah hampir…” tolooong tolooong teruskan…mbaaaaaah. “ Ayolaaaah mbaaaah.

“Jangan khawatir, bu. ibu akan mendapatkannya dariku nanti sampai ibu minta minta minta ampun untuk terus kusetubuhi, namun saat ini aku masih ingin memberikan pelajaran dulu pada suamimu, agar mas anto menjadi pecinta sejati. Ayo mas anto setubuhi isterimu sekarang. Dengan tergesa gesa anto melepas celananya dengan tubuh bergetar menahan sensasi yang memukaunya saat mbah barja menghentakkan penis besarnya kedalam memek isterinya yang sempit itu. Dan pelajaran pertama itu telah berkesan dalam jiwa anto, sungguh telah menakjubkan sekali pemandangan erotis tarian liar isterinya untuk menggapai puncak birahi.

“Bagus, bagus,” kata mbah barja pada anto sambil ikut menjilati dan mengisap susu ibu muda itu, dan anto mulai mengayunkan penis kecilnya didalam liang vagina isterinya. Terus terus setubuhilah isterimu…ya perlahan lahan dulu, agar tidak cepat keluar pejuhmu. “ Eeeee yaaach aku sudah gak kuat lagi mbah”, tahan dulu mas anto, dan tarik nafas dalam dalam, “ Ooh gaaak bisa mbaaaah..Oooh yeah.. aku keluar mbah. Tubuh anto akhirnya berkejat kejat diatas tubuh isterinya, sementara isterinya mengerang kecewa dengan tubuh menggelinjang liar bagai orang kesurupan karena tak dapat meraih puncak kenikmatan yang tertunda tadi.

“Penis suamimu terlihat kecil sekali, bu. Dengan alat sekecil itu, ibu pasti bermasturbasi untuk mendapatkan kepuasan ya.” Dengan berbisik, Mbah barja bertanya kepada isterinya , “Apakah ibu setiap hari bermasturbasi ?”

“Ayolah mbaaaah setubuhi aku, tolooong mbah, malam ini sepenuhnya aku adalah kekasihmu” Mas anto tidak pernah membuatku mencapai puncak kenikmatan mbah” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Rianti. Dan anto memang menyadari kelemahannya sebagai suami yang tidak bisa memuaskan seorang isteri. Apa lagi untuk berharap dapat punya keturunan yang akan lahir dari rahim isterinya.

Mbah barja pun tersenyum, lalu mendekat dan melumat bibir Rianti,” Udara dingin, di dusun itu, membuat isterinya bercumbu sangat liar dengan lelaki tua perkasa itu. Di mulai dengan ciuman ciuman mesra dari mbah barja, serta rabaan lembut di paha mulus ibu muda itu, jadi semakin menggelepar nikmat.
Tubuh isterinya menampakkan kedua paha mulusnya, serta pangkal pahanya yang melelehkan cairan birahi. Malam suka ria itu Bukan hanya mata suaminya yang melihat, tanpa sepengetahuan anto dan isterinya ada sepasang mata yang merah menyala mengintip, sepasang mata Makhluk tinggi besar berujud manusia kera.

Satu sentuhan jari mbah barja, di selangkangan Rianti, membuatnya mendesah keras. Jari itu terus bermain didalam selangkangannya. Dengan cepat isterinya, menyodorkan buah dadanya yang bulat padat, dengan putting memerah, telah menonjol keras, ke mulut dukun tua itu. “mbah, mau nete ya.. “kata Rianti dengan bernafsu. Mulut mbah barja pun menyedot putting susunya. “ohhh ….. mbah, enak mbah.. enak…” erangnya.

Suara suara erotic Rianti, membuat makhluk berbulu yang mendengar samar samar, membuatnya meraba raba selangkangannya sendiri sambil menggeram lirih.

Mbah barja, masih saja, menjilati dan menyedot buah dada istrinya anto meski ia mendengar raungan halus makhluk kera itu, begitu juga jarinya yang masih terus, merangsang selangkangan ibu muda itu. “Rianti makin melebarkan kakinya, ayo masukan mbah puya punyamu yang besar itu..” pintanya. Dan dukun itu melihat vagina itu, dengan Bibir vagina yang rapat, dan basah yang siap untuk disetubuhi secara sempurna.

Mbah barja sudah mengerti kebiasaan perempuan yang dilanda birahi tinggi. Setelah tubuh Rianti kian menggelepar, mbah barja merenggangkan kedua belah kaki Rianti semakin lebar. Lalu, dengan lidahnya yang panjang, dia menjilati vagina ibu muda itu dengan lembut. “ Isteri Anto melenguh manja, mbaahh.. . enak.. . mbah essss zzz…” erangnya. Dukun itu terus menjilati vagina istrinya. Jari jarinya juga tak tinggal diam, jari itu bergerak memasuki liang vagina istri tercintanya maju dan mundur, bergetar lembut, membuat Rianti, semakin mendesah desah, menuju puncak birahinya. Lidah mbah barja bermain di klitorisnya, sedang jarinya terus melocok liang vaginanya yang semakin basah.

” Aahhssss …. Mbah”, aku udah gak kuat … aghhh” erangannya semakin mendekati fase orgasme. Jilatan mbah barja semakin liar bagai lidah ular, tubuh Rianti pun bergetar, mengejang, satu lagi erangan yang panjang membawanya ke puncak kenikmatan.

Saat, ibu muda itu masih terbaring lemas, Mbah barja mengelus penisnya yang tampak sudah tegang. Tanpa perlu komando, isterinya anto segera membelai belai penis dukun itu, menjilati ujung penisnya yang tegang, membuat mbah barja mengerang nikmat. Rianti mengulum kepala penis itu, dengan nafsu. Rupanya pengalaman perempuan cantik itu dimalam kemarin telah membuatnya semakin binal bagai kuda betina yang sedang birahi untuk mencapai kenikmatannya.

Kepala Rianti, bergerak, maju mundur, penis besar itu mendapat kenikmatan yang tinggi. “oh.. sayang… ohh…” erang mbah barja. Permainan mu indah lonte cantik,” dukun itu meracau nikmat, hebat sungguh hebat, hingga mampu membuat mbah barja melepas benihnya di mulut ibu muda itu. Tak satu tetes pun yang lepas dari mulut Rianti, semuanya tertelan habis. Dan Anto semakin terpukau melihat pertunjukan isterinya yang begitu binal.

Kini mereka berbaring bersama, Rianti terus saja menciumi tubuh kekar mbah barja. Mereka bercumbu kembali, sampai penis besar dukun itu siap untuk permainan babak berikutnya. Dengan sabar anto melihat isterinya membelai penis besar itu, anto begitu terpukau oleh kebinalan isteri tercintanya untuk bisa membangkitkan gairah mbah barja sebagai pejantan tua yang tangguh.

Kembali Rianti, membuka lebar kakinya, memperlihatkan vagina indah miliknya. Mbah barja sudah siap, dengan penisnya yang menegang , tepat di depan pintu vagina isterinya. Perlahan penis itu masuk membelah bibir vagina Rini. ” oh tekan … terus mbaaah ohhh” erang ibu muda itu.

Dorongan, demi dorongan, dari penis dukun itu yang kian membesar menegang, cukup membawa kenikmatan bagi isterinya.
Pantat indahnya ikut bergoyang, selaras dengan goyangan pinggul mbah barja. Penis besar panjang itu terus bergerak keluar masuk, di iringi desah desah erotis dari bibir indah isterinya. Walau udara dingin, tapi peluh tampak membasahi dahi mbah barja yang bertahan perkasa diatas tubuh isterinya.

Sebentar saja, Mbah barja telah membawa isterinya anto ke puncak birahi. Pijatan melintir jari dukun itu pada susu Rianti yang kian membengkak membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada taranya. Tubuh Rianti seakan meledak ledak, hentakan penis besar itu semakin deras menghujam kedasar rahimnya.

Dan tubuh Rianti bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar berkejat kejat kenikmatan. “Ibu.. ibu.. suka … kamu suka ini..kontol besar” ujar mbah barja. Yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat Rianti

. “Oh enaaaknya mbah” jeritnya. Dukun itu hanya tersenyum kenikmatan juga. Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh isteri tersayang anto terguncang keras. Rianti menjerit nikmat, vaginanya mulai terbiasa dengan penis besar itu.

Dan Mbah barja terlihat jelas, sangat menikmati tubuh ibu muda itu. Dia terus mengoyangkan penisnya. Rianti merasakan adanya perubahan, sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat yang tiada tara menerima penis sebesar itu. Rianti mengigit bibirnya, rasa nikmat yang dialaminya dengan cepat dan pasti menyentak sampai keubun ubunnya.

Anto melihat keadaan isterinya yang tak kuasa lagi didera kenikmatan, Rianti mengerang kenikmatan, seakan akan memberitahukan pada Mbah barja, bahwa dia sangat menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang meliuk liuk, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Dukun tua itu terus menggoyang menghujamkan penisnya semakin liar dan dalam. “ahhh … ahhh.. aku tak tahan… aku tak tahan…” tiba tiba isterinya mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. Rianti sudah berulang kali orgasme, namun terus saja mbah barja memacu penisnya di dalam liang vagina ibu muda itu. Dukun itu mendengus dengus bagai banteng liar menikmati vagina isterinya. Tak lama isterinya anto yang bahenol itu kembali mendapatkan orgasmenya secara beruntun, yang kemudian di susul oleh mbah barja. Rianti bisa merasakan jelas panasnya cairan birahi lelaki perkasa itu memasuki rahimnya menyembur dengan deras,begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Rianti menjerit histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Nikmaaaaaat sekaleee mbah.

Seiring malam yang merangkak, Rianti kini telah pindah posisi, tidak lagi terlentang, tapi duduk tepat dipangkuan Mbah barja dipingir ranjang jati. Sambil terus membelai rambut sebahu isterinya, Dukun itu pun mulumat bibir sensual ibu muda itu. Entah karena suasana yang dingin atau karena gairah birahi Rianti yang tinggi. Tanpa menolak, Rianti membalas ciuman Mbah barja, Mata Rianti memejam, lidah Rianti dengan nakal bermain lincah di dalam mulut dukun itu. Tentu saja semuanya di layani barja dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya dengan liar tangan Rianti meraba raba selangkangan dukun tua itu, mencari cari penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu. “Mbaaaah… mana penismu” aku mau ini punya mbah terus didalam memek ku. Nafsu birahi Rianti kian memuncak saat hangatnya penis mbah barja mulai terbenam kedalam vaginanya yang sempit itu serasa akan meledak dimulut rahimnya. Ouuuughhh mbaaaah….rasanya mentoook mbaaaaaah.

Rianti sangat menikmati peresetubuhan itu, ia menggoyang pantatnya naik turun pada batang penis besar panjang dengan liar bagaikan penari jalang… mulutnya meracau tak karuan “ Oh besaaaar sesekali…enak enaaak mbah. Anto pun begitu takjub melihat isterinya dengan mendesah nikmat, kepalanya mendongak keatas dengan rambutnya yang panjang terlepas dari sanggulnya bagaikan sang dewi malam yang menyambut datangnya badai birahi.

Mbah barja menggeram buas bagai singa yang luka, saat menikmati keliaran goyangan pantat ibu muda itu, rintihan manja perempuan cantik yang ada dalam pangkuannya kian membakar nafsu birahi dukun itu. Tanpa merasa lelah goyangan pinggul Rianti bergerak maju mundur memberi dukun tua itu kenikmatan. Usaha Rianti tak sia sia, Semburan sperma mbah barja, memenuhi liang vaginanya, Semua Spermanya mbah barja di telan habis oleh liang rahim Rianti, seperti tanah tandus yang membutuhkan siraman air hujan, di musim kemarau. Isteri cantik mas anto tersenyum manis penuh gairah dengan tatapan mata yang menuntut lagi pada pejantan tua perkasa itu agar memuaskan berahinya kapan saja dan dimana saja.

Pagi pagi sekali, Anto telah terlihat, berjogging di sekeliling hutan bambu. Dan Rianti hanya melihat lihat pemadangan disekeliling rumah berdinding papan itu sambil berjalan santai. Tiba tiba, mata Rianti menatap pada pohon besar yang terlihat angker lalu mendekatinya. Tiba tiba Rianti merasakan sesuatu yang aneh merasuki tubuhnya.

Mbah barja berlari menghapiri Rianti” kan sudah saya bilang pohon ini tak boleh didekati” kata dukun itu dengan nada sedikit tinggi. Rianti tak mengubris ocehan mbah barja, matanya terus menatap dahan itu yang seolah olah melambaikan tangannya memanggil Rianti, bayangan seseorang yang timbul tenggelam.

Lima hari kemudian ketika Rianti sudah kembali kerumahnya di jakarta, setelah makan malam, keduanya telah berada ditempat tidur, Sedang matanya Rianti masih terbelalak lebar, sementara anto suaminya telah tertidur pulas, Dia hanya diam namun matanya menatap langit langit kamar. Ibu muda itu terbayang bayang kembali kejadian saat ia disetubuhi oleh dukun tua itu. Yang mana sang suami ikut pula menikmati persetubuhan liar isterinya yang berkejat kejat dalam dekapan dukun tua itu.

Tiba tiba saja Keanehan terjadi, Rianti merasakan adanya suara suara yang memanggilnya. Namun ia tidak melihat wujut suara itu. Dengan memanfaatkan indra pendengarannya, Rianti memberanikan diri melangkahkan kakinya, mencari sumber suara yang memanggilnya itu.

Dia berjalan keluar kamar, suara itu semakin jelas, kakinya terus melangkah, ke arah suara yang semakin jelas dikamar sebelah, Rianti terpaku disana didalam kamar sebelah., tempat biasanya kalau ada tamu atau kerabatnya datang menginap dirumahnya. Ditepi tempat tidur nampak sedang duduk makhluk berbulu lebat yang mirip dengan manusia. Berujud kera jantan. Kaki Rianti gemetar tak dapat bergerak sedikit pun dan mulutnya serasa terkunci tak dapat menjerit. Namun ada sesuatu yang sangat aneh menjalari merasuk kedalam jiwanya, tiba tiba saja nafsu birahinya meninggi bagai tak terkendali minta disetubuhi. Dengan perlahan lahan rasa takut dan ngerinya itu sirna dari hatinya.

“Riannti, ke mari sayang mendekatlah manisku” demikian suara magis itu memanggilnya. Rianti pun melangkah dengan gontai tanpa ragu. Setelah tubuhnya mendekat pada makhluk itu, kedua lengan makhluk itu memeluknya sangat kuat sekali, seakan sesak nafas Rianti dibuatnya. Secara perlahan pelukan itu mulai mengendur, ntah bagaimana caranya tahu tahu dirinya sudah ada dalam pangkuan makhluk berujud manusia kera. Suara ghaib makhluk itu merasuk kedalam sukmanya. “ Sayangku, bukankah kau pernah mendekatiku, tapi kau dicegah oleh barja muridku itu. antara timbul dan tenggelam Rianti dapat mengingatnya, dan memang Rianti pernah coba mendekati pohon tua yang nampaknya begitu aneh dalam pandangannya tempo hari saat berada didusun Tengger tempat tinggal dukun tua itu. Dan makhluk itu juga pernah menyaksikan Rianti disetubuhi oleh Barja, hingga membuat makhluk itu ikut pula terangsang.

Makhluk manusia kera jantan itu, dengan mesra membelai rambut Rianti sambil berbisik yang hanya dapat dimengerti dari kedalaman batin ibu muda itu, tanganya yang berbulu menarik gaun tidur Rianti, merobeknya hingga lepas dari tubuhnya. Mata makhluk itu begitu liar menatap buah dada Rianti yang indah kenyal. Dan lidah yang kasar panjang milik makhluk aneh itu jelas terlihat oleh Rianti, Lidah itu mulai menjulur, menjilat putting susunya, Rianti pun mendesah nikmat ” Ouughhh….” erangnya.

.Seketika itu juga birahi Rianti menjadi tinggi. Rianti mendesah kenikmatan. Lumatan mulut Makluk manusia kera pada buah dadanya semakin membuatnya bernafsu. Selangkangan Rianti pun mulai terasa lembab. “Nikmatilah manisku”, akan kuberikan sesuatu yang engkau impi impikan selama ini, “Bukankah kau ingin memiki anak sayang” Gema suara ghaib makhluk itu mendera dalam jiwa Rianti. Ibu muda itu terus mendesah dalam deraan nikmat sambil menjawab pertanyaan si manusia kera , Ya ya benar bisik lirih Rianti.” Dengar manis Aku adalah kekasihmu, kekasih dari alam kegelapan yang akan memberikan kenikmatan yang tak pernah kau dapati dari manusia, dan kau akan tetap menjadi awet muda setelah merasakan semburan air kejantananku diliang rahimmu sayang.

Dan tiba tiba, jari makhluk itu menyentuh vaginanya, Dan tubuh Rianti bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar, kenikmatan. “Rianti.. Rianti.. kau suka … kau suka manisku..” Bisik makhluk aneh itu, yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat perempuan cantik itu.

Jari makhluk alam ghaib itu pun menerobos masuk kedalam liang vagina Rianti, membuat ibu muda itu menjerit dengan tubuh begetar menahan nikmat yang dahsyat. Mulut manusia kera itu melumat buah dada indah milik Rianti, sedang jarinya bermain dengan liar di dalam liang vaginanya. Tubuh Rianti tak mampu lagi menahan nikmat yang di berikan si manusia kera itu.
Sebentar saja, kekasih alam ghaibnya telah membawa Rianti ke puncak birahinya.

Pijatan melintir jari manusia kera pada klitoris Rianti yang kian membengkak membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada taranya. Tubuh Rianti mengejang dengan nafas memburu “Aughhh ampuuun, kemudian berkejat kejat nikmat. Tubuhnya melemas dalam pelukan si manusia kera.

Makhluk yang berbulu lebat itu, memperlihatkan penisnya yang hitam, besar dan panjang. “Oooh…” Rianti terkesima. Penis itu begitu besarnya berwarna kemerahan, lebih besar dari punya mbah barja si dukun tua itu. Tubuhnya diangkat keatas dan batang kejantanan makhluk itu tepat berada diliang vaginanya, dengan mudah dan dengan perlahan sekali hentak, penis besar manusia kera itu telah masuk ke dalam tubuhnya. Rianti menjerit lirih antara sakit dan nikmat.

“Sakkitttt” jeritnya. Makhluk aneh kekasihnya itu merasakan kenikmatan. Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh Rianti terguncang keras. Rianti menjerit kesakitan namun suaranya seperti tertelan malam, vaginanya tak terbiasa dengan penis sebesar itu.

Tapi makhluk itu terlihat jelas, sangat menikmati tubuh Rianti. Dia terus mengayunkan pantat ibu muda itu untuk menerima penisnya. Rianti merasakan adanya perubahan lambat laun, rasa sakitnya segera hilang, sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat menerima penis si Manusia kera. Rianti mengigit bibirnya, rasa nikmat itu dengan cepat menyerang tubuhnya.

Rianti tak kuasa lagi, dia mengerang kenikmatan, seakan akan memberitahukan pada kekasih alam kegelapannya, bahwa dia begitu menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang goyang, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Rianti terus mengoyang pantatnya. “ahhh … ahhh..ampuuuun aku tak tahan… aku tak tahan…” tiba tiba Rianti mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. “Nikmatilah sayang kejantananku malam ini” suara ghaib itu terus terusan mendera jiwanya.

Rianti sudah orgasme, namun manusia kera itu masih terus memacu penisnya di dalam liang vaginanya. Manusia kera itu mendengus dengus liar menikmati vagina Rianti. Tak lama Rianti pun kembali mendapat orgasme secara beruntun yang kemudian di susul oleh makhluk itu. Rini bisa merasakan panasnya cairan birahi makhluk aneh itu, memasuki rahimnya menyembur dengan deras, begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Rianti menjerit histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Si manusia kera telah memberikan kepuasan birahi padanya. Rianti terjaga dari mimpinya, tubuhnya berkeringat, suaminya pun menenangkannya.

Paginya diam diam, dia menganalisa kejadian semalam, semuanya tampak nyata, tapi dia hanya bermimpi. Yang pasti ada jelas, sisa sisa sperma yang membasahi vaginanya. Rianti bisa membedakan antara sperma dan cairan vaginanya sendiri. Dia benar benar binggung dengan fenomena seperti itu.

Rianti jadi penasaran lalu ia pergi sendiri kedusun tengger dengan mengendarai mobil Honda civicnya, Setibanya Rianti dirumah mbah barja dukun tua itu ia bertanya tentang mimpinya, Rianti bercerita secara detail tentang mimpinya, tapi mimpi itu begitu nyata sekali mbah” kata Rianti. barja menghela nafas,” Dukun tua itu diam sesaat, dia menatap Rianti, akhirnya dia membuka suara, barja mengakui bahwa di pohon ini memang ada penunggunya, Mereka terus berbincang bincang, sampai agak larut, akhirnya Rianti minta diri untuk istirahat karena badannya agak lelah dalam perjalanan tadi dan mulai mengantuk. Lalu Rianti disuruh masuk kekamar oleh dukun itu. lalu mbah barja menyelimuti tubuhnya yang terbaring dengan selimut tebal yang ada dikamar itu.

Seiring malam yang terus merangkak, Rianti terjaga dari tidurnya, lalu ia keluar dari kamar dimana dulu ia pernah disetubuhi oleh barja si dukun tua itu, Rianti melihat mbah barja lagi duduk di kursi rotan, “ kemarilah mendekatlah padaku” Setelah Rianti mendekat langsung duduk dalam pangkuan lelaki tua itu, yang terus membelai rambut panjang sepinggang ibu muda itu, Barja pun mulai berbuat lebih. Entah karena udara dan suasana yang dingin atau karena gairah birahi Rianti yang datang secara aneh. Lalu Barja tiba tiba saja telah mengulum bibirnya yang sensual. “ Ibu kangen ya…

Tanpa menolak, ibu muda itu membalas ciuman barja , Mata Rianti memejam meresapi nikmatnya ciuman lelaki tua itu, lidah Rianti dengan nakal bermain lincah di dalam mulut Barja. Tentu saja semuanya di layani dukun itu dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya dengan liar, tangan Rianti meraba raba selangkangan Barja, mencari cari penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu. “mbah mana penismu” aku mau membelainya, dengan gelegak birahi yang kian memuncak tangan Rianti menarik turun celana komprang Barja. “ Eh tuh khan apa kubilang ibu pasti akan merindukan ini kontolku yang besar.

Satu tatapan tajam bola mata Barja, telah memerintahkan ibu muda itu untuk berbuat lebih. Sambil berjongkok Rianti melebarkan kakinya Barja, dengan rakus ia mengulum penis Barja yang telah ereksi keras. Dengan jari jarinya yang mungil Rianti membelai penis yang besar panjang itu. Nafsu birahi Rianti kian memuncak saat hangatnya penis Barja serasa akan meledak dimulutnya.

Mata Dukun tua itu menjadi liar, menatap selangkangan Rianti yang masih terbungkus pakaian tidurnya yang tipis.. Rianti tak memperdulikannya, yang jelas, isteri cantik mas anto itu sangat menikmati, mengulum batang penis Barja dengan rakusnya. “ Houps… houps…mbaaabh Hessss aku kangen dengan punyamu ini, sambil mengoral penis mbah barja Rianti meracau menahan gelegak birahinya, hangatnya batang kejantanan itu dimulutnya membuatnya tak sabar lagi minta disetubuhi.

Barja pun mengerang, menikmati sedotan, dan jilatan nafsu Rianti. Tanpa merasa lelah, kepala ibu muda itu bergerak maju mundur, memberi Barja kenikmatan. Usaha Rianti tak sia sia, Semburan sperma Lelaki tua itu, memenuhi mulutnya, Semua Spermanya di telan habis oleh Rianti, seperti tanah gersang yang membutuhkan siraman air, di musim kemarau. Ibu muda yang cantik itu tersenyum manis penuh gairah dengan tatapan mata yang menuntut sesuatu pada Barja agar memuaskan berahinya yang sedang menggelegak diubun ubun.

Barja tersenyum puas, Dia mengangkat, tubuh Rianti, dan melepaskan baju tidurnya. Dengan tatapan buas Barja menatap buah dada bulat padat Ibu muda yang merindukan untuk punya anak itu. Kedua tangan Barja, meremas buah dada Rianti membuat dia mengerang nikmat. Dan jilatan lidah Barja di putting susunya membuat birahi perempuan cantik itu semakin meninggi. Tubuhnya berkejat kejat saat jilatan liar Barja menggigit lembut putting susu yang kian mengeras itu. Tubuh molek indah ibu muda itu di baringkan, Barja pun meraba selangkangan Rianti. “hem, ibu, baru dijilat sedikit udah basah..” seloroh Barja. Muka Rianti memerah, dia malu, tapi birahinya mengalahkan semua rasa malunya.

Jari telunjuk Barja yang besar dan kasar itu bergerak masuk ke liang vagina Rianti, rasa bagai tersengat aliran listrik dialami secara nyata oleh ibu muda itu. Jari itu bergerak bagai hidup, menyodok nyodok liang vaginanya. Rianti mengerang penuh kenikmatan. Jari Barja seperti mempunyai kekuatan magis, sebentar saja, tubuh Rianti mengejang berkejat kejat di buatnya. Oooh ampuuuun enaaaak Mbah,tolooong terus teruuuuus aaagh, jangan siksa aku mbaaaah. Rianti mendapatkan orgasmenya di sertai jeritan nikmatnya. Barja dengan tersenyum puas melihat tubuh Rianti yang mengejang berkejat kejat dengan nafas tersengal sengal. Sekarang penis Barja telah berhapan dengan vaginanya. Ujung penis itu telah menyetuh bibir vagina Rianti.

Barja menghentakan penisnya, jerit Rianti terdengar keras saat kepala penis itu baru masuk setengahnya “Oooogh ampuuuun” tubuh ibu muda itu melengkung naik keatas bagaikan busur menerima kenikmatan yang tak pernah dapat diraih bersama suamiya. Rianti merasakan betapa nikmatnya penis Barja yang besar panjang itu telah memenuhi liang vaginanya yang dirasakan sangat sempit oleh pejantan tua itu.

Penis itu bergerak dengan tempo perlahan dan cepat keluar masuk liang vaginanya. Kedua tangan Rianti mencengkram erat bahu Barja, seakan tak mau melepaskan tubuh tua perkasa itu yang tengah menyetubuhinya dengan liar. Isteri tersayang anto itu terus mengerang kenikmatan, dan Rianti pun kembali mendapat orgasme seperti dulu pertama kali ia disetubuhi dukun itu, “Oooh enak terus setubuhilah aku yang keras mbaaah”, puaskan aku..malam ini. Barja tampak masih belum apa apa, Penis besarnya masih terus bergerak cepat, menghentak diliang vagina Rianti yang semakin basah oleh cairan kewanitaannya.

Semua bagian tubuh ibu muda itu, seakan menjadi begitu peka, Bibir vaginanya seakan menebal, klitorisnya membesar karena nafsu birahinya berpacu dengan hentakan buas penis Barja. Didalam kamar itu entah sudah berapa kali Rianti mendaki puncak orgasme yang dihantarkan barja. Ia seakan kewalahan mengalahkan gairah laki laki tua itu. Dengan sekujur tubuh menggeletar Rianti menjerit histeris didera nikmat sampai ke ubun ubun, tubuhnya melengkung indah bagai penari erotis saat kedutan penis besar barja memenuhi liang vaginanya yang sempit itu, penis barja tiada pernah henti menghujami sampai kandas menyentuh dasar rahim wanita cantik yang disetubuhinya.

Saat saat, dimana Rianti sudah sangat lemas, barja pun melepaskan seluruh cairan birahinya. Liang vagina ibu muda itu terasa hangat oleh sperma sang penjantan tangguh. Sebelum barja mencabut batang penisnya, barja masih merasakan denyut denyut dinding vagina Rianti, meremas remas batang penisnya, dan dengan manja perempuan cantik itu membelai tubuh kekarnya.

Malam itu kembali Rianti, terlelap dalam pelukan seorang dukun tua bernama barja prakasa. Rianti bagaikan seorang ratu saat Barja menyetubuhinya berkali kali, dengan liar dan ganas lidah dukun itu menjilati sekujur tubuhnya seperti kucing yang memandikan anaknya, jilatan lembut barja terus melambungkan sukmanya, jilatan liar kasar lelaki tua itu semakin membakar dan menghentak nafsu birahinya. Rianti merasa benar benar telah menjadi wanita seutuhnya dalam pelukan Barja Prakasa.

Selama beberapa hari menjelang di jemput suaminya Rianti selalu disetubuhi barja. Selama itu barja memberikan kenikmatan birahi, dan ibu muda itu selalu disetubuhi barja dengan penuh kemesraan yang menghantarkannya ke puncak hubungan pria dan wanita sejati berpacu dalam nafsu birahi. Barja dengan bebas telah menumpahkan cairan birahinya di dalam rahim Rianti. Karena Rianti telah menjadi kekasihnya dan juga kekasih gurunya yang ada dialam kegelapan, Rianti telah menjadi budak nafsu tanpa ada unsur paksaan, keduanya saling memberi dan menikmati permainan ranjang yang menghanyutkan sukma.

Ketika Anto suaminya datang menjemput untuk mengajak kembali ke kota, Anto berkata pada isterinya tercinta, ayo sayang sudah mau berangkat pulang apa belum” tanya suaminya.

Tangan Rini menyibak celana dalamnya, “Mbah, tolong beri aku kenikmatan sekali lagi, sebelum aku pulang” pintanya. Baik bu tapi jawab dulu pertanyaanku. Mana yang besar penisku dengan penis suamimu, Besar punya mbah jawab wanita cantik itu. Ayo bilang mana yang enak ngentot dengan ku, apa dengan suamimu, Yach enak digoyang dengan mbah..ayolah mbaaah berilah aku kenikmatan panasnya pejuhmu. Anto hanya bisa terbungkam dengan nyali ciut namun sangat terangsang dengan kata kata jorok isterinya.

Barja tersenyum, dia jongkok, menjilati vagina Rianti. isterinya lalu mengigit bibirnya sendiri menahan nikmat. Setelah vagina itu di buat basah oleh barja, dengan jari telunjuknya yang bergerak menyodok nyodok liang vaginanya, Rianti lalu di buat orgasme hingga tubuhnya berkejat nikmat. Dengan buasnya barja lalu menyetubuhi isterinya yang cantik itu tanpa melepas pakaiannya hanya melorotkan celana dalamnya sebatas lutut Rianti. Tubuh isterinya menggeletar hebat saat penis barja menghujam dengan keras saat disetubuhi lelaki tua itu dengan gaya doggy style, kedua lengan isterinya bertumpu pada sebatang pohon dihalam rumah itu. “

“Uuuh…memek ibu.. emang legit dan seret bisik barja ditelinga Rianti. Tubuh isteri anto itu berkejat kejat nikmat saat menggapai puncak berahinya bersamaan dengan menyemburnya lahar panas barja yang membanjiri liang vaginanya. perempuan cantik itu lalu tersenyum puas. Rini selalu ingin mengulangi lagi persetubuhannya dengan mbah barja. Rianti selalu merindukan ke hangatan penis besar barja., rindu penis panjang milik lelaki tua itu.

Dan Rianti tidak akan melupakan keperkasaan lelaki tua itu yang telah begitu sangat menyenangkan. Dan isterinya anto kini bukan lagi Rianti yang dulu ia telah menjadi perempuan liar dan haus seks. Rianti sangat menikmati saat disetubuhi barja, dengan meracau buas barja menyebutnya lonte cantik. Ucapan barja masih terngiang ditelinganya, “ “ Oh lonteku yang cantik memekmu legit sayang”. Kata kata itu semakin membuat birahi Rianti meninggi dipenuh rasa sensasi.

Dan memang Rianti telah menjadi budak nafsunya barja, kekasih barja yang cantik, yang setiap saat barja akan selalu memberikan kenikmatan yang didambahkan isterinya anto. Namun anto sangat menikmati pemandangan erotis isterinya yang menggelinjang saat disetubuhi dengan buas oleh dukun tua itu.

Sebulan kemudian Rianti menjadi hamil, dimasa hamil mudanya Rianti sangat rajin mengunjungi mbah barja bersama suaminya didusun terpencil itu, bunga bunga kehamilannya selalu disirami lahar panas dari batang kejantanan dukun yang bernama barja prakasa. Anto juga ikut pula menyirami ladang birahi isterinya dengan air kemesraanya yang menyatu dengan air kemesraan mbah barja.

Ternyata Anto adalah lelaki yang sayang isteri dia merelakan isterinya disetubuhi mbah barja asalkan isterinya tidak tersiksa batin untuk mendapatkan puncak kenikmatan dalam pusaran badai birahi. Dan Rianti telah sempurna menjadi budak nafsu birahi sampai Mbah Barja sampai punya anak dua.

TAMAT.

DEMI JABATAN DAN HARTA

DEMI JABATAN DAN HARTA

Begitu memasuki kamar tidur dimana aku menginap disebuah dusun terpencil, segera kutelanjangi isteriku dan merebahkannya ke atas ranjang. Dia dalam keadaan setengah sadar ketika ku baringkan diranjang kuno milik Pak Renggo guru spranatural itu, tapi masih tetap dapat menjaga kesadarannya.

“Sayang, aku akan melakukan sesuatu yang akan membuat aku mempunyai jabatan terhormat ditempat kubekerja, makanya malam ini aku akan mempersembahkan kehangatan tubuhmu pada guruku sebagai balas jasa, itulah syaratnya yang harus kupenuhi. Apa kamu bersedia?” tanyaku begitu berada di atas ranjang.

“Aku bersedia” jawabnya segera dengan desahan menahan birahi yang mulai melanda tubuhnya. Pengaruh ramuan yang diminum Shinta membuat diriku mudah mewujudkan rencanaku.

*****

Shinta istriku, mempunyai tinggi dan berat badan yang sedang-sedang saja. Payudaranya tak bisa dikatakan besar tapi putingnya adalah sebuah puting susu terbesar dari semua wanita yang pernah kukenal saat dia sedang bergairah. Shinta seorang wanita yang pemalu, kecuali jika sedang berada di dalam kamar cinta kami.

Setelah lebih dari lima tahun dalam kehidupan rumah tangga kami, aku sering berbisik di telinganya ditengah percintaan kami sambil kumainkan klitorisnya, dan mengatakan padanya tentang keinginanku untuk mendapatkan posisi penting di BUMN tempat kubekerja. Dan untuk beberapa bulan terakhir ini, aku mulai menceritakan niatku tersebut kepadanya saat kami sedang bercinta.

Hingga sampailah pada saat yang paling membuat jantungku berdebar… untuk menanyakan kepadanya apakah dia mau membuat semua keinginanku itu menjadi nyata. Tentu saja kutanyakan hal ini saat kami sedang bercinta, dan dia menjawab ya dalam erangannya. Akhirnya minggu kemarin itu semua menjadi kenyataan.

Setelah pencarian dalam beberapa minggu dalam dunia klenik, akhirnya kutemukankan seorang guru supranatural yang kuanggap memenuhi semua persyaratanku yang mampu untuk membuatku menjadi orang nomor satu di instansiku, kubuat janji untuk bertemu langsung dengannya di tempat kediamannya disebuah desa terpencil yang jauh dari keramaian, bersama isteri aku mengunjungi rumah kediaman pak renggo, Aku langsung merasa takjub dengan kemampuan mistisnya, begitu pertama kali pak renggo mendemonstrasikan ilmunya yang bisa melihat wajah wajah teman sekantorku yang sering merendahkan dan menghina diriku, Air didalam baskom yang tadinya tenang menampakan wajah wajah mereka kini beriak menggelegak mengepulkan asap.

Akhirnya aku merasa pasti dengan pak renggo, kami langsung ke pokok permasalahan, bagaimana aku dapat merubah nasib dengan menuntut suatu ilmu yang akan membuat diriku mempunyai kedudukan tinggi dan tidak lagi menjadi pegawai rendahan. Akhirnya secara terus terang kukatakan pada pak renggo tentang syarat yang harus kupenuhi, pak renggo lalu mengajak ku masuk kedalam kamarnya untuk membicarakan syarat tersebut secara rahasia. ternyata syaratnya begitu berat, pak renggo ingin mencicipi kehangatan tubuh isteriku, permintaan pak renggo tersebut sempat membuat jiwaku terguncang, namun sudah kepalang basah kupenuhi juga permintaan pak renggo .Aku harus rela isteriku disetubuhi oleh lelaki tua yang berusia 58 tahun itu.

Aku minta sekali lagi keringanan pada pak renggo, mungkin ada syarat lain tanpa harus mengorbankan tubuh isteriku kepadanya, namun pak renggo dengan pasti menjelaskan padaku hanya dengan cara begitu aku akan menerima ilmunya, dengan perantara tubuh isteriku setelah disetubuhi olehnya. Ilmunya akan ditransfer secara ghaib kedalam tubuh isteriku, dan apabila aku melakukan senggama dengan Shinta setelah dia setubuhi, dengan sendirinya ilmu pak renggo akan merasuk kedalam batinku. Lalu ku rundingkan pada Shinta tentang hal persyaratan yang diajukan pak renggo itu. Shinta menolak tentang syarat itu, yang dianggapnya tidak masuk akal. Namun dari mimik wajah isteriku tampak seolah menyetujui, demi cinta kasihnya kepadaku tawaran itu membuatnya merasa jengah dan ragu.

Kukembalikan semuanya pada pak renggo, bagaimana caranya agar dapat mempengaruhi isteriku. Pak renggo berbisik padaku, gampang itu mas Ardi, aku mempunyai persedian ramuan pembangkit birahi, maka akan kuberikan pada isterimu. Agar isteri mas Ardi tidak curiga aku membawakan dua cawan minuman dan yang satu untuk mas Ardi yang satu lagi buat isterimu, hanya itulah jalan keluarnya. Lalu aku pun mengangguk setuju kepada Pak Renggo. Tanpa curiga isteriku meminumnya karena pak renggo mengatakan minuman itu adalah jamu tradisional warisan leluhur untuk membuat tubuh menjadi segar.

Rencananya adalah membuat isteriku mabuk dan terangsang, tapi tidak terlalu mabuk, sebab dalam ramuan itu hanya membuat orang setengah flay dan terangsang, itu kata pak renggo. Setelah istriku mengkonsumsi ramuan itu libidonya jadi melonjak tinggi, dan isteriku mulai nampak bebas berbicara tanpa malu malu lagi. Kami mengatur dimana isteriku tidak seperti dipaksa ini harus menjadi sebuah kepasrahan tanpa paksaan. Dalam keadaan setengah mabuk isteriku memanggil namaku…mas maaas Ardi, kenapa tubuhku rasanya panas mas, Oooh mas aku gak tahan mas pelukin aku maaaas. Lalu kubaringkan isteriku diranjang yang berkasur empuk.

Kemudian aku memakaikan penutup mata padanya agar dia tak dapat melihat.

Dan lalu kuikatkan kedua tangannya pada tiang tempat tidur. Tak usah dikatakan lagi, sebuah lenguhan lirih langsung terdengar dari mulutnya. Tapi dia tak tahu apa yang akan kulakukan terhadapnya. “ Maaas koq aku di ikat begini mas”.

“Aku akan memijatmu sayang dengan cara yang berbeda dari biasanya” Shinta selalu menyukainya pijatanku. “Aku kemudian memijati tubuh isteriku dengan baby oil yang selalu ada dalam tas isteriku itu.

Aku keluar dari kamar dan langsung pergi menghampiri Pak renggo. Pak renggo dapat melihat kalau aku juga telah setuju dengan perjanjian tadi. Kami berdua kembali ke kamar . Pak renggo terkejut saat dia melihat istriku terikat pada ranjang dengan kedua matanya terikat sapu tangan sebagai kain penutup.

Aku dan pak renggo sudah sepakat kalau dia tidak akan bicara sebelum kuperintahkan. “Sayaaaang, apa kamu juga mau memakai pelicin?” tanyaku.

“Oh, ya. Boleh juga” bisiknya pelan dengan tetap mendesah.

Dan kusodorkan pelicin itu kepada pak renggo. Kuberi dia isyarat agar melumurkannya pada payudara Shinta. Aku tak perlu memerintahkannya dua kali. Dituangkannya pelicin itu di seluruh gundukan daging payudara istriku dengan kedua tangannya dengan penuh perasaan. Segera saja puting payudara Shinta mengeras. “ Ouuuughhh mas enaaaak maaaaas ” .

Dia mulai mengerang hebat “Sentuh vaginaku maaaas” perintahnya. Pak renggo menatapku dan aku mengisyaratkan padanya agar dia melakukan apa yang diinginkan oleh istriku. Dituangkannya banyak pelicin pada vagina istriku. Saat lelaki tua itu melakukan hal itu, istriku melenguh hebat. Pak renggo mulai menyentuh kelentitnya dan suara erangan istriku semakin bertambah keras saja. Aku berdiri tepat di tepi ranjang dan dapat kusaksikan semua yang dilakukan pak renggo terhadap istriku. Dan kemudian hal itu terjadi. Pak renggo menusukkan jari tengahnya masuk ke dalam vagina Shinta yang basah. Kulihat punggung Shinta terangkat dari atas kasur dan erangannya semakin keras terdengar… Setelah sepuluh menit, dia melenguh keras “Jilat vaginaku sayaaaang”.

Kembali pak renggo menatapku. Kuisyaratkan padanya agar dia mengerjakan apapun yang dikehendaki istriku lagi… pak renggo tak menyia-nyiakan waktu. Dia menurunkan wajahnya tepat ke vagina isteriku. Pelicin itu dengan rasa strawberry. Tentu saja dia jadi menjilati kelentit Shinyta seperti orang rakus saja.

Dan kemudian hal itu sangat memukul pikiranku. Pak renggo punya kumis dan jenggot tidak seperti aku yang licin kelimis tanpa kumis. Yang dapat kuperbuat hanya mengharapkan agar Shinta tak menyadari hal tersebut. Erangan dan lenguhan Shinta semakin bertambah keras dan keras. ‘ Oooh mas geli geliii heiiiis” Tak dapat kupercaya betapa terangsangnya isteriku. Punggung Shinta melengkung ke atas seakan dia berada di surga. Pak renggo berhenti beberapa saat untuk mengambil nafas.

“Kamu menikmatinya sayang? Apa kamu ingin mendapatkan yang lainnya lagi?” tanyaku. “Ya sayang”. Oooh mas setubuhi aku cepaaaat mas.

Pak renggo tahu apa rencanaku. Dimasukkannya dua jari besarnya itu ke dalam vaginanya yang basah. Begitu dia melakukan hal itu, punggung Shinta melengkung ke atas lagi. Aku jadi semakin berani.

“Apa kamu ingin agar aku bermain dengan putingmu, sayang?” kembali Shinta mengiyakan. Maka saat Pak renggo sedang memainkan vaginanya, kucengkeram payudaranya dan menjepit putingnya dengan keras.

“Apa kamu ingin merasakan dijilati vaginamu, sayang” dia melenguh lagi.

Aku jadi semakin berani ” Jika ada seorang lelaki lain di sini, sekarang ini, apakah kamu akan mengijinkan dia melakukannya padamu?”.

Erangannya semakin keras “Ya. Aku pasti akan suka itu…”. Ramuan perangsang pak renggo memang cespleng sekali, isteriku dibuatnya jadi seperti orang mabuk kepayang yang dalam keadaan terangsang berat.

“Apa kamu akan membiarkan jarinya bermain di vaginamu, sayang?”. “Ya ya ”.

“Apa kamu akan menghisap penisnya?”. “Ya. Pastiii”.

“Maukah kamu mencobanya sekarang? Yaa ….maaaaaas,akan kuhisap penisnya orang itu, mana manaaaa maaas.

” Sebuah erangan keras kembali terlepas dari bibirnya. Tak mau membuang kesempatan itu, Pak renggo menurunkan penisnya ke mulut isteriku. Shinta membuka mulutnya lebar-lebar dan langsung menelan seluruh batang penis itu ke dalam mulutnya. Kurasa aku pasti akan langsung kena maki isteriku. Ada seorang lelaki lain yang sedang bermain dengannya, tapi istriku dengan liarnya menghisap batang penis pak renggo yang mulai tegang dan keras. Shinta tak perduli lagi penis siapa yang dihisapnya. Batang penis pak renggo nampak gagah perkasa besar panjang sedang dijilati isteriku, sampai aku merasa dibuat iri oleh kegagahan batang kejantanannya.

“Aku akan melepaskan ikatanmu sekarang dan menarik tubuhmu ke tepi ranjang, tapi kamu tidak boleh melepaskan penutup matamu dengan alasan apapun juga” aku tetap berbicara dengannya.

Dengan cepat kulepaskan ikatannya dan menariknya ke tepi ranjang hingga pahanya menjuntai di lantai. Dia tetap memakai penutup matanya seperti seorang istri yang baik, tapi masih dalam keadaan rakus mengisap besar itu Aku melihat pak renggo menarik penisnya dari mulut isteriku isteriku lalu melucuti pakaiannya dan berdiri di tepi ranjang.

“Sayang, apa kamu sudah siap dengan permainan yang baru dimulai ini ?” tanyaku padanya.

“Oooh my God, ya. Setubuhi aku dengan penis yang besar tadi sayang” dia mengerang. Pak renggo semakin bergerak mendekat padanya tanpa menyentuh atau naik ke atas ranjang. Aku dapat melihat semuanya. Dengan perlahan digenggamnya batang penisnya sendiri dan menggerakkannya kedepan mengarah ke vagina Shinta. Aku terhenti karena terkejut lagi. Ini adalah pertama kalinya aku melihat batang penisnya semakin mekar. Jauh lebih besar dan panjang dariku punyaku…

Ini membuatku takut. Aku yakin kalau Shinta akan segera sadar. Tapi sebelum aku merubah pikiranku, Pak renggo sudah mendorong masuk kepala penisnya ke dalam tubuh Shinta. Oooh maaaas koq besar sekali penismu sekarang heeeizzz, rasanya mas rasaaaaanya houuusssss.

Baru beberapa centi saja Shinta sudah mengerang sangat keras. Pak renggo mengambil hal itu sebagai isyarat dan segera melesakkan seluruh batang penisnya ke dalam vagina istriku. Shinta menjadi tak terkendali… tapi kemudian dia menyadari apa yang tengah berlangsung… dia berhenti menggoyang pantatnya dan mulai bergerak untuk meraih penutup matanya. Aku menghentikan tangannya tepat pada waktunya.

Ada apa ini?” erangnya pelan. “Kamu suka?” tanyaku tanpa mempedulikan pertanyaannya. Antara sadar dengan tidak isteriku seperti orang linglung.

Dia diam beberapa saat lalu menjawab “Ya, tapi siapa yang berada di antara pahaku?”

Pak renggo laju menyetubuhinya. Dia tak pernah berhenti…

“Sayang, apa kamu ingin kuhentikan ini semua?” tanyaku.

Lagi-lagi, setelah beberapa detik dia baru menjawab “Tidak. Jangan jangaaaaaan!”

“Apa kamu ingin dia menyetubuhimu dengan keras?” tanyaku lagi.

“Tuhan, ya. Tentu saja. Dan aku ingin menghisap batang penismu juga mas” jawabnya.

Pak renggo seakan disulut. Dia mengayun semakin keras dan keras penis panjangnya. Seluruh batang penisnya tenggelam dalam tubuh istriku. Paha Shinta mengait erat tubuh Pak renggo lebih merapat. Dia menggenggam batang penisku dan mulai menghisapnya dengan rakus. Dia seperti seorang wanita gila yang menjadi liar. Ramuan pak renggo telah merubah sifat isteriku menjadi perempuan binal, namun semuanya telah kepalang tanggung, aku mesti berhasil dalam ambisiku, biarlah kukorbankan tubuh isteriku yang molek ini demi untuk mencapai keinginanku itu. Dapat kurasakan spermaku akan meledak dengan hebat.

Isteriku melenguh dan mulai menghisap lebih cepat lagi. Tak beberapa lama kemudian kusemburkan spermaku dalam mulut Shinta dan dia menelannya secepat yang dia bisa. Kemudian kulihat ke atas dan dapat kusaksikan kalau pak renggo juga sudah hampir keluar. Ini adalah saat mengambil keputusan bagiku. Apakah aku akan membiarkan orang lain menumpahkan spermanya dalam vagina istriku atau tidak.

Kupikir ini adalah hak Shinta untuk memilih “Shinta, apa kamu mau dia keluarkan di dalam atau kamu mau dia keluarkan di atas perutmu?”

Dikeluarkannya batang penisku dari dalam hisapan mulutnya dan sungguh mengejutkanku dengan jawaban yang dia berikan “Aku mau dia keluarkan semua isi batang kejantanannya di dalam” erangnya. Aku jadi terpukau dengan ucapan isteriku.

Dan akibat ucapan itu, wajah pak renggo jadi memerah dan dia mengayunkan semakin keras lagi penisnya. Kemudian tiba-tiba saja dia berhenti dan tak bergerak sama sekali. Aku tahu kemudian kalau pak renggo orgasme. Geraman hebat keluar dari mulutnya. Shinta meraih tubuhnya dan menariknya jatuh menindih tubuhnya sendiri. Begitu bibir Shinta menemukan bibir pak renggo, dia langsung saja melumatnya dengan liar dengan tubuh berkejat kejat nikmat. Aku terduduk lesu dan menyaksikan lidah Shinta merangsak masuk jauh ke dalam mulut Lelaki tua itu. Shinta sangat terbakar pusaran birahi, dengan liar sekujur tubuhnya bergetar hebat.

Lalu sebelah tangan Shinta bergerak ke atas dan melepaskan penutup matanya. Aku tak dapat menebak apa yang akan dilakukannya kemudian. Apakah dia tak suka dengan lelaki tua ini. Aku tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan jawabannya. Shinta menatapnya dan menciumnya kembali. Saat dia sedang menciumnya, diraihnya batang penisku dan membuatnya keras lagi. Shinta benar-benar sedang terbakar hebat. Dia menghentikan ciumannya dan mencoba mengatur nafasnya yang tersengal sengal, Shinta mulai meracau tak karuan.

“Aku ingin penisnya pak renggo dalam mulutku” dan aku mau mas menyetubuhiku dari belakang jauh lebih keras darinya” katanya.

Aku terkejut, perjanjianku dengan pak renggo tidak begini. tapi tanpa menunggu lagi, pak renggo berbisik padaku, begini pun boleh bahkan akan lebih cepat mas Ardi menyerap ilmu ilmuku. lalu aku mengambil tempat. Shinta sangat menginginkan batang penisnya pak renggo yang besar panjang itu. Dalam genggamannya, batang penis itu dia arahkan masuk seluruhnya kedalam mulutnya yang didambakannya. Aku berada diantara pahanya dan melesakkan penisku yang kecil ukurannya namun keras ke dalam lubang vagina isteriku yang masih terisi sperma pak renggo.

Tak bisa kupercaya betapa panas dan basahnya vagina Shinta… Dalam setiap dorongan, dapat kudengar sperma pak renggo tadi dipaksa keluar dari dalam vagina Shinta. Aku menyetubuhi istriku sambil melihatnya menghisap batang penis lelaki tua itu. Dia terus mengerang bagaikan kuda betina yang binal. Dan kemudian tanpa memberi peringatan, dia menghentikan hisapannya pada penis pak renggo lalu menatapku.

“Aku mau penisnya pak renggo dalam anusku” ucapnya tegas. “ Gilaaaa, ucapanku keluar tanpa sadar.

Ini benar-benar membuatku sangat terkejut. Aku hanya pernah melakukan anal seks dengan istriku tiga kali dan selalu saja baru sebentar dia merasan kesakitan. Dan ukuran batang penisku lebih kecil dari pak renggo. Sambil memeluk istriku, aku berguling ke samping dengan penisku masih terbenam dalam tubuhnya. Pak renggo mengambil pelicin dan mengoleskannya ke pantatnya. Dengan jari tengahnya dia mulai memasuki lubang anus istriku. Aku sangat yakin kalau istriku akan menjerit. Tapi kupikir Shintaa telah terpengaruh ramuan yang diminumnya tadi, dapat kurasakan isteriku malah mendorong pantatnya ke belakang berlawanan arah dengan gerak laju jari pak renggo agar jarinya semakin masuk lebih ke dalam.

Setelah kurang lebih 3 menitan, pak renggo mengeluarkan jarinya dan merebahkan diri di belakang istriku. Istriku menggenggam batang penisnya dan menuntunnya tepat menuju ke lubang anusnya. Sedikit demi sedikit mulai masuk. Istriku meraih kepalaku dan menempelkan bibirku dengan bibirnya, dia menciumku seakan dia belum pernah melakukannya denganku. Pak renggo dan aku menyelaraskan ayunan. Shinta mengerang seakan gila. Pengaruh dari sebuah batang penis milik lelaki lain pernah memasuki vagina istriku dan sekarang berada di dalam lubang anusnya pula, sudah lebih dari cukup buatku. Aku mulai menyemburkan spermaku jauh di dalam vagina Shinta Dia tahu aku sudah keluar dan dihentikannya ciumannya terhadapku.

Pak renggo juga sudah berada di batas akhirnya…

“Mbak Shinta mau aku keluar di dalam?” teriaknya begitu keras, suara pak renggo menggema dalam kamar itu.

“Ya, ya, lakukan pak, keluarkanlah di dalam anusku” Ouuughhhhh mas enaknya…enaaak.

Sekali lagi aku dikejutkan, istriku tak pernah mengijinkan aku mengeluarkan sperma dalam lubang anusnya, tapi aneh dengan pak renggo Shinta minta dikeluarkan dalam anusnya. Beberapa detik kemudian aku menyaksikan Pak renggo berejakulasi di dalam lubang anusnya. Aku sudah merasa kelelahan. Kuraih selimut dan menariknya menutupi tubuh kami semua. Shinta berbaring dan memandangku ” Oh Tuhan, aku tak pernah membayangkan kalau kamu akan melakukan ini padaku mas”.

Pak renggo menghabiskan malam bersama kami. Batang penisku masih tenggelam di dalam vaginanya dan penis pak renggo berada dalam lubang anusnya. Kukatakan pada pak renggo kalau sudah cukup untuk malam ini, dia tersenyum dan menyarankan agar beristirahat untuk beberapa menit. Setelah beberapa menit kukeluarkan penisku dari dalam vagina istriku, dan pak renggo juga mengeluarkan penisnya dari lubang anusnya. Shinta berbalik dan mengucapkan terimakasih pada pak renggo. Beberapa waktu kemudian akhirnya aku jatuh tertidur.

*****

Seusai sesi dari seks yang dahsyat, aku langsung jatuh terlelap. Shinta berada diantara aku dan pak renggo. Pastinya ini sudah beberapa jam ketika kupikir aku sedang bermimpi. Mataku tetap terpejam, tapi aku yakin kalau aku merasakan ranjang bergerak gerak.

Aku terjaga sekarang, kucermati suara yang terdengar. Dapat kudengar suara bibir yang saling melumat dan lenguhan pelan dari Shinta. Lalu dapat kurasakan tubuh isteriku berguling dan pantatnya menekan salah satu pahaku. Aku pura-pura tak merasakannya, tapi dengan hati-hati kutengokkan kepalaku sedikit dan mengintip apa yang tengah terjadi.

Oh my God, Shinta sudah beraksi kembali. Dengan bantuan sinar lampu yang redup, dapat kusaksikan kepala Shinta bergerak naik turun pada batang penis pak renggo yang besar dan keras. Sungguh isteriku, dia sangat menyukai benda tersebut. Ditelannya keseluruhan batang itu dan terus melenguh seakan tidak akan ada lagi hari esok. Lelaki tua perkasa itu hanya terbaring di sana dengan mata terpejam. Dapat kulihat kalau dia sangat menikmati apa yang dilakukan istriku terhadapnya.

Keduanya tak tahu kalau aku menyaksikan mereka. Aku hanya berbaring dan melihat. Setelah beberapa saat lamanya, lalu pak renggo memegang kepala isteriku, menjauhkannya dari batang penisnya dan mendekatkannya ke arah mulutnya. Aku belum pernah merasakan ciuman seperti cara istriku mencium pak renggo yang begitu ganasnya. Kedua lidah mereka saling masuk sedalamnya kedalam rongga mulut yang lainnya. Dengan sebuah gerakan cepat, istriku telah berada di atas tubuh Pak renggo, bagaikan orang kesurupan Shinta menunggangi kuda jantannya.

Isteriku menggenggam batang penis lelaki tua itu dan menuntunnya masuk ke dalam tubuhnya. Dalam setiap dorongan yang teramat pelan, batang penis Pak renggo semakin masuk ke dalam dan lebih ke dalam lagi sampai akhirnya Shinta mendapatkan keseluruhan batang penis itu dalam tubuhnya. Secara pelan-pelan isteriku bergerak naik turun pada batang itu dan pak renggo menjepit kedua putting payudaranya, Shinta semakin keras dalam setiap ayunan pantatnya. Isteriku sangat senang jika putingnya di beri perhatian lebih oleh pak renggo… Ouuuugh pak enaaaaak..enaaak.

“Yeaaah pak penis besaaaar mu enak…besaaar sekaaaaali Ooooh ampuuuuun”

Tak dapat kupercaya istriku menyetubuhi lelaki ini dengan liar, tubuhnya meliuk liuk bagai penari erotis. Mungkin Shinta pikir kalau aku masih tertidur. Awalnya aku ingin menyentuhnya agar dia tahu kalau aku menyaksikan persetubuhan mereka. Tapi aku tak melakukannya. Aku tetap diam tak bersuara dan melihat. Sekarang isteriku menunggangi penis idamannya dengan keras dan cepat. Dia benar-benar sedang terbakar badai birahi. Dengan sebelah tangannya istriku mulai memainkan kelentitnya sendiri. Hal ini memberitahukanku kalau dia ingin meraih orgasmenya, orgasme dengan segera. Jari lentiknya bergerak dengan gila di kelentitnya. Dan hal ini kelihatannya membuat pak renggo semakin terangsang. Dia mulai bergerak mendorong keatas untuk menjemput setiap hentakan kebawah yang dilakukan isteriku.

Seakan berjam-jam rasanya Shinta menunggangi batang penis pak renggo yang keras panjang. Paling tidak sedikitnya dia mendapatkan orgasme lebih dari tiga kali. Dan kemudian kudengar suara erangan pak renggo.

“Aku hampir keluar Mbak Shinta” katanya dengan suara yang bergetar.

“Keluarkan paaak, keluarkan dalam vaginaku, berikan padaku sekarang” sekarang, Shinta memohon padanya. Ayooooo paaaaaaaaaak..Ooh ampun enaaaaknya. Punya mu enaaaaak pak, ya ya terus ayun yang kuat.

Dan tiba-tiba pak renggo mendorong ke atas dengan sangat keras dan menahan tubuhnya dalam posisi tersebut untuk beberapa menit. Aku tahu kalau dia sedang orgasme dengan hebat sekarang. Shinta juga menahan gerakannya dan sebuah senyuman lebar terkembang di wajahnya. Kembali dia mendekatkan wajahnya dan mencium lelaki tua itu dengan liar penuh gairah dalam pusaran badai birahinya.

Ketika meraka berhenti berciuman, Shinta berkata pada pak renggo dengan suara pelan “Kita harus berhati-hati agar tak membangunkan suamiku”. Pak renggo hanya tersenyum saja dan menganggukkan kepalanya.

Perlahan Shinta bangkit dari batang penis pak renggo dan sperma lelaki itu meleleh keluar dari vaginanya yang basah. Pak renggo memberinya sebuah ciuman singkat dan turun dari ranjang. Dia mengenakan pakaiannya dan kemudian dia keluar dari kamar. Shinta memelukku dan aku masih tetap diam, berharap kalau dia tak merasakan ereksiku.

Pagi harinya aku dibangunkan oleh ciuman shinta di pipiku. Shinta sudah bangun terlebih dulu. Dia rebah di sisiku dalam keadaan telanjang, Kupandang dia dan tersenyum. Mas, koq syarat permintaan pak renggo harus menyetubuhiku, kenapa maaas.

Ada yang salah?” tanyaku padanya.

“Tidak ada. Tak ada yang salah sedikitpun. Tapi jika aku tahu jauh lebih awal caranya untuk mendapatkan layanan syaratnya di atas ranjang seperti tadi malam, dengan mengatur agar istrimu disetubuhi sampai gila, pasti aku sudah melakukannya dari dulu” aku hanya tertawa saja. “Tentang semalam, bagaimana menurutmu? Kamu suka?”. “Semalam sangat hebat. Kulakukan semua itu hanya untukmu mas. Semua wanita bermimpi untuk bercinta dengan lelaki lain juga yang selalu dipendam dalam hati” jawabnya.

” Jadi sama juga dengan lelaki, semua lelaki mempunyai mimpi untuk menyetubuhi wanita lain dalam waktu yang singkat”. Kataku.

“Tentu. Lelaki mana yang tak akan suka bercinta dengan wanita lain diatas ranjang dalam waktu yang singkat”. Setelah kupersembahkan tubuh isteriku yang molek kepada Pak renggo guru spranatural itu, dalam waktu tiga bulan kunanti hasilnya dan, telah menjadi kenyataan aku diangkat sebagai kepala cabang BUMN di pulau Sumatera.

Ketika aku telah menempati posisi jabatan sebagai manager proyek, isteriku setiap dua bulan sekali datang mengunjungiku ke pulau Sumatera. Pak renggo kuangkat sebagai penasehatku dalam hal kebatinan. Terkadang pak renggo ikut pula ke sumatera, namun ia lebih banyak waktunya untuk berada didusunnya, kadang ia sering mengunjungi rumahku yang di Jakarta. Pak renggo menempati kamar tamu bila ia ingin bermalam. Dalam segala hal Ardi selalu percaya kepada keramahan isterinya. Semenjak isterinya pernah menjadi korban untuk merelakan disetubuhi guru kebatinan itu. Kondisi isterinya telah kembali berjalan normal seperti biasanya, seperti tiada pernah ada kejadian apa apa. Namun Ardi tidak tahu kalau dalam jiwa isterinya telah mengalami perubahan menyimpang, dalam diri Shinta mulai tertanam naluri jalang yang terpendam. Pengalaman yang penuh dengan sensasi saat disetubuhi oleh orang lain yang bukan suaminya, telah membuat ibu muda itu menjadi seorang wanita yang haus akan kenikmatan birahi.

Dalam pandangan suaminya, Shinta tetap seorang isteri yang pemalu, kecuali jika sedang berada di dalam kamar cinta saat bersama dengannya.

Pada saat pak renggo datang berkunjung kerumah Shinta, suaminya Ardi sedang berada dipulau sumatera. Sebagai tamu yang datang berkunjung, pak renggo dipersilahkan untuk menginap dirumahnya sesuai dengan pesan suaminya untuk melayani dengan ramah baik makan minum guru kebatinannya itu . Semua pesan suaminya telah dilaksanakan Shinta, Cuma ada satu yang masih membekas pada diri Shinta. Bila bertemu dengan pak renggo, teringat kembali tentang dirinya telah dijadikan koban sebagai syarat perjanjian antara suaminya dengan pak renggo, rasanya Shinta menjadi jengah sendiri, namun tak dapat dipungkiri dan dilupakan kenikmatan yang pernah ibu muda itu terima, bahkan ia sangat merindukan persetubuhannya terulang dengan pak renggo. Sebagai guru Ardi pak renggo masih punya rasa untuk menghormati muridnya, ia tak ingin menyalah gunakan kelebihannya untuk merusak hubungan rumah tangga suami isteri itu.

Namun malam itu entah apa yang membuat pak renggo jadi terbujuk oleh bisikan hatinya. Saat malam semakin sunyi di komplek perumahan mewah itu telah merubah segala galanya, meskipun rumah mewah itu telah dilengkapi oleh alat pendingin, namun pak renggo masih merasa kegerahan, hanya dengan memakai celana kebesarannya yaitu celana hitam komprang bertelanjang dada duduk santai diruang keluarga. Shinta menemuinya sambil menawarkan secangkir kopi untuk pak renggo, “ Pak saya buatkan kopi ya “ Namun mata ibu muda itu sempat menatap dada bidang lelaki tua itu yang masih kekar dan berotot. Lelaki itu nampak sangat gagah dalam pandangan Shinta. Seperti halnya juga pak renggo begitu terpana dengan penampilan isteri Ardi yang hanya memakai pakaian tidur yang sangat tipis tembus pandang, sehingga menonjolkan lekuk tubuhnya yang indah. Dibalik pakaian tidurnya Shinta tidak memakai BH dan celana dalam. Bayangan buah dadanya yang ranum dan vaginanya, membuat pak renggo menelan ludahnya. Dia tahan gejolak yang tiba tiba saja hadir menghentak birahinya.

Namun tidak mudah buat lelaki itu untuk meredam gejolak yang mulai melanda perasaanya, ketika ibu muda itu membalikan tubuhnya berjalan menuju dapur, tanpa berkedip pandangan pak renggo tak lepas dari ayunan pinggul Shinta yang berlenggok indah, dengan buah pantatnya yang bulat menantang, lelaki tua itu menelan air liurnya kembali. Pak renggo teringat kembali peristiwa didesanya ketika ia memberikan ramuan yang diminum ibu muda itu, hingga isteri Ardi yang cantik itu tak mampu membendung gejolak birahinya, yang akhirnya bisa juga pak renggo menyetubuhinya. Erangan nikmat Shinta kembali terulang dalam ingatan pak renggo, Desahan serta geliat tubuh perempuan itu, yang berkejat kejat begitu mempesona ketika berada dalam dekapannya,hentakan batang penis besarnya hingga membuat ibu muda itu jadi semakin binal, dengan racauan liarnya kian membuat pak renggo semakin buas terus menyetubuhinya. Namun Itu semua atas se izin suaminya yang telah menjadi muridnya.

Sudah seharusnya ia tidak mempunyai pikiran yang macam macam terhadap isteri Ardi itu. Shinta muncul dihadapannya dengan secangkir kopi dan penganan kecil, saat ibu muda itu meletakan minuman diatas meja dengan membungkuk, dari balik pakaian tidurnya yang tipis yang terbuka lebar, nampak gundukan susunya yang masih mengkal menantang, pemandangan itu begitu mempesona bagi lelaki tua itu. Entah itu disengaja oleh Shinta apa tidak yang jelas semuanya seolah olah mengundang datangnya badai birahi dari dalam diri pak renggo. “ Ayo pak diminum kopinya “ suara Shinta menyadarkan lamunan pak renggo dari keterpanaannya. Shinta duduk dihadapannya dengan menyilangkan salah satu kakinya pada kaki yang lain, nampak sedikit menyembul pahanya yang putih mulus itu. Tatapan mata pak renggo pada batang pahanya membuat matanya tanpa berkedip, namun Sinta berbuat seolah olah tidak menyadari dengan pandangan liar pak renggok. Bahkan dalam diri Shinta mengalir deras sifat binalnya, seakan banggah bisa memamerkan lekuk indah tubuhnya pada orang yang dulu pernah menyetubuhinya dan disaksikan oleh suami sendiri.

Dalam diri ibu muda itu timbul rasa nikmat penuh sensasi bila bisa menggoda birahi pak renggo. Wanita dimana pun juga sangat pandai menyimpan perasaannya, meski puncak libidonya yang kian tinggi. Pak renggo mengalihkn pandangannya pada tempat lain, namun acara TV yang ditontonnya tidak menarik perhatiannya. Shinta malam itu nampak cantik menggairahkan dalam pakaian tidurnya yang tipis berwarna pink, putting susunya mencuat indah dari balik baju tidurnya yang tipis, ingin rasanya pak renggo menghisap pentil itu sampai membengkak. Namun saat itu pak renggo hanya dapat menghela nafas panjang membuang perasaan tak karuan yang menyelinap dalam hatinya. Dan tak ubahnya juga dengan ibu muda itu sendiri, ia membayangkan tonjolan yang ada dibalik celana komprang pak renggo disitu bersembunyi sesuatu yang dirindukannya selama ini. Suatu benda hangat kenyal yang besar dan panjang. Perasaan ibu muda itu berkecamuk dalam diri antara kesetian dan penyelewengan. Namun gairah binalnya tak dapat dibendung. Shinta berbisik dalam hati, mengapa dirinya bisa menjadi begitu, birahi liar menyatu dengan fantasinya.

Akhirnya Shinta terpaksa mengalah, ia mohon permisi pada pak renggo untuk memasuki kamarnya, Oh ya pak saya sudah ngantuk “ saya tidur duluan ya. Pak renggo hanya mengangguk perlahan dan tersenyum. Langkah gemulai ibu muda itu yang menuju kamarnya semakin membuat pak renggo terpukau, sekujur tubuh Shinta bergetar indah disaat melangkah, goyangan pinggulnya bagaikan harimau betina yang sedang lapar, guncangan buah dadanya seolah menantang untuk minta diremas, buah pantatnya mengisyaratkan birahi lelaki tua itu untuk menyirami lahar panasnya didalam anusnya. Pengalaman yang telah lalu membuat Shinta tak dapat memejamkan matanya malam itu, pandangannya kelangit langit kamar dengan angan yang kian jauh melambung, keresahan dihatinya yang sangat jarang mendapatkan nafkah batin dari suami, semakin membuatnya risau tak menentu. Antara batas kesetian dan penderitaan makin melebar jaraknya, apa lagi Ardi telah ditempatkan di Sumatera utara memegang jabatan penting.

Malam semakin merangkak jauh, pak renggo didalam kamar sebelah masih belum berbaring ditempat tidurnya, perasaan yang berkecamuk dalam dirinya membuat lelaki tua itu hanya mondar mandir didalam ruang kamarnya. Malam itu juga Shinta mulai tak mengindahkan lagi rasa kesetiaan, pikiran bawah sadar yang memerintahkan untuk berbuat sesuatu, diluar kesadaran kedua tangannya mulai beraksi melintir puncak bukit buah dadanya, dengan desahan lirih angannya terpusat pada bayangan seorang lelaki tua yang dengan liar menyetubuhi dirinya. Bayangan itu adalah bayangan pak renggo yang dulu pernah memberikan kenikmatan tiada tara yang tak pernah dapat diraih dengan suaminya.

Entah apa yang membuat Shinta tergila-gila kedalam permainan seks pak renggo. Hampir setiap saat ibu muda itu selalu ingin merasakan kembali batang kejantanan besar keras yang penah memberinya kenikmatan. Bisikan pak renggo, ciuman, rabaan, serta keperkasaannya di ranjang, selalu membuat isteri Ardi ingin terus mengulanginya, sampai dirinya benar-benar puas, bermandikan keringat dan melayang layang diatas segala kenikmatan badai birahi.

Shinta sendiri merasa heran, mengapa hanya dengan pak renggo saja dirinya bisa terpuaskan. Terus terang sebagai wanita berusia 28 tahun, tingkat kebutuhan seksualnya terbilang tinggi. Jika sampai dua hari saja Shinta tidak melakukan hubungan seks, ia seperti orang linglung, pucat, dan tanpa gairah. Namun malam itu gairahnya memancar kembali, kecantikannya telah memukau lelaki tua itu.

Shinta yang terbaring di ranjang dengan sprei warna biru dengan posisi kaki di tekuk dan di kangkang melebar. Hingga liang kemaluannya menganga dan siap untuk menerima masuknya batang kejantanan lelaki yang dalam angannya. Sekali lagi tanpa susah payah Shinta menarik tinggi naik baju tidurnya, kemudian mulai menggerakkan perlahan tangan meraba liang vaginanya. Untuk sejurus kemudian ibu muda itu dengan posisi terlentang, liang kemaluannya menganga indah menantang, dan pertanyaan pada gejolak birahinya terjawab sudah dengan sendirinya.

Tetapi hal yang tak disangka sangka terjadi, ketika dia mulai sedikit demi sedikit menuangkan babi oil ke belahan pantatnya, otomatis membuatnya menggelinjang dan meregangkan selangkangan jadi semakin lebar dan mendesah nikmat. Angannya seolah olah pak renggo yang menyentuh bongkahan pantat indahnya. Perasaan yang dirasakan luar biasa karena gerakan itu sekaligus membuat desahannya terdengar jelas oleh pak renggo, Shinta tidak mengetahui kalau lelaki tua itu terangsang berat sedang mengintip tiap gerakannya. Pak renggo semakin mendekat kepintu kamar Shinta, Lelaki tua itu memperoleh sebuah pemandangan yang sangat sempurna dari pantat yang sangat indah. Kemudian ibu muda yang cantik itu memutar tubuhnya menghadap kepintu seolah olah mempertunjukkan keindahannya. Vaginanya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit rambut, dan payudaranya kencang sempurna siap untuk diremas, seperti yang dibayangkan lelaki tua itu, bahwa isteri Ardi tak akan pernah merasa puas sebelum merasakan kembali penis yang di idamkannya.

Sudah sekian lama Sinta menantikan sebuah persetubuhan yang panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan 'memasuki' pusaran birahi, tubuh kekar yang jantan dalam khayalan semakin membuatnya melambung tinggi dengan monggosok bibir vaginanya, bayangan lelaki tua itu terekam jelas dimana ia pernah menerima batang penis besar yang menghujam dalam liang kenikmatannya. Dia mulai meningkatkan kecepatannya menusukan jarinya pada vagina, setelah ia melepaskan baju tidurnya, tangannya yang lain mencengkeram payudara.

Perasaan nikmat, tiba-tiba membawanya kembali pada kenangan saat dia disetubuhi dengan buas oleh pak renggo di dusun terpencil dulu.. Dia tidak bisa percaya apa yang dia lihatnya, Kini pak renggo sedang menyaksikan gerakan liarnya yang mantap di ambang pintu kamarnya, yang paling buruk dari semua itu, dia membiarkan pintu kamar tidak terkunci, mungkin ia lupa atau sengaja tidak menguncinya. Shinta terpukau jengah begitu saja dengan hati bergetar nafsu melihat kehadiran lelaki tua itu.

Pak renggo menyadari kejengahan Shinta, lalu ia membalikan tubuhnya kembali kekamarnya, disana pak renggo menghempaskan tubuhnya pada kursi empuk dengan bersandar. Isteri Ardi yang cantik itu semakin gelisah, keresahan batinnya telah diketahui oleh pak renggo, sudah kepalang tanggung pikirnya, ia ingin menuntaskan gejolak birahinya yang tertunda tadi, ibu muda itu lalu memakai kembali kimono tidur tanpa mengikatkan talinya, dengan rambut yang kusut masai kian menonjolkan kecantikan alami, Dengan langkah yang pasti Shinta mendatangi kamar pak renggo. Pak renggo terpukau dengan kehadiran isteri Ardi dalam kamarnya.


Pelan namun dengan pasti langkah Shinta yang langsung mendekat, tangannya menuju keselangkangan pak renggo yang sedang duduk tersandar dikursi. dengan tangan gemetar ibu muda itu meraba batang kejantanan lelaki tua itu, yang masih dalam celana komprangnya. “ Oooh pak aku ingin.. ingiiin…merasakannya kembali”, racaunya sambil mendesah manja. Batang penis lelaki itu sudah mencuat keras tanda memang sudah terangsang hebat, saat tadi menyaksikan kebinalan ibu muda itu, Pak renggo lalu menggerakan tangannya meraih buah dada Shinta. Gerakan tangannya berputar-berputar menyentuh dan meremas lembut. Ibu muda itu mendesah nikmat “ Ouuuggh paak “. Remaslah paaaak”. Remasan tangan pak renggo yang berjari besar itu, membuat Shinta semakin memajukan dadanya ke arahnya berharap agar lelaki tua itu segera menyentil puncaknya yang sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk disentuh. Tak lama kemudian pak renggo menunduk untuk mengecup bibir sensualnya. Shinta telah menemukan dirinya yang sejati, penis besar ini diharapkan yang akan meredam gejolak birahi liarnya, ibu muda itu dengan ganas dan panas membalas ciuman pak renggo. Sesuatu telah mengambil alih dari alam sadarnya. Isteri Ardi yang cantik benar benar telah menjadi kuda betina yang liar, yang siap untuk ditunggangi oleh lelaki tua itu. Lidah mereka kini mengembara di dalam mulut masing-masing ketika mereka saling memeluk dengan erat berpagutan. Dengan buas Shinta menghisap lidah pak renggo.

"Oh Tuhan,", kata Shinta ketika pak renggo meremas bukit susunya dengan meningkatkan gerakannya memelintir putingnya yang mulai mencuat terbakar.

"Kamu masih sangat rapat seperti dulu”, bisik pak renggo, aku bertaruh aku pasti kesulitan mengerjai kamu",

Ini adalah vagina paling rapat yang pernah pak renggo 'kerjai' setelah dia mengambil keperawanan isterinya. Dia mengangkat ke atas tubuh Shinta berdiri dengan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan lalu menghisap puting susunya lagi.

"Tolong .. Oohh.. Pak heisssssss".

Shinta tidak bisa percaya, dia kini sedang menikmati bongkahan pantatnya diremas gemas oleh pak renggo. Kerinduan selama ini terpendam mulai jadi kenyataan, ibu muda itu ingin lebih yang lagi, ia ingin semburan lahar panas lelaki tua itu didalam liang anusnya atau liang vaginanya. Birahinya mulai menanjak tinggi tak terkendali.

Tangan Shinta mulai mengocok penis besar pak renggo yang masih bersembunyi dibalik celana komprangnya. Batang kejantanan pak renggo kian menjadi besar dan panjang dalam genggaman ibu muda itu. Shinta mendesah desah liar saat kehangatan penis pak renggo mengaliri telapak tangannya.

Perlahan lahan isteri Ardi itu dituntun pak renggo mendekat ke meja rias yang tidak jauh dari pintu masuk. Kemudian diangkat sedikit dan di dudukkan di tepi meja. Lelaki tua itu segera melepas ciumannya dari bibir sensual perempuan itu, dan segera menuju bagian bawah. Shinta sudah duduk dengan posisi membuka kaki cukup lebar. Sementara itu pak renggo mulai menciumi pahanya dari arah bawah dan terus menuju selangkangannya. Ketika sudah mulai mendekat ke selangkangannya, terlihat cairan bening yang keluar dari dalam vagina berkilauan karena sinar lampu kamar. Seperti sudah tidak sabar lagi, Shinta segera memegang kepala pak renggo dengan bernafsu, dan segera menarik dan membenamkan ke selangkangannya. Dan pak renggo pun mulai menjilat mulut vagina, lidahnya memainkan klitoris yang mulai membengkak. Vagina ibu muda itu terasa harum oleh pak renggo, dan memang Shinta sangat telaten menjaga kebersihan alat kelaminnya. Jamu pewangi vagina secara teratur ia minum, dan tak lupa dengan cairan pembersih Sari Ayu Shinta selalu membersihkan liang vaginanya.

Cairan bening yang sedikit kental dan asin dirasakan pak renggo terus keluar semakin banyak. Setiap lidah lelaki tua itu menusuk masuk kedalam vaginanya, Shinta merintih, dengan menyebut-nyebut nama suaminya. “ Oooh mas Ardi maaaafkan aku. “toloooong.” “Heiiiss ampuuun pak renggo “. Terus teruuuuus pak enaaak”. Bagian klitoris itu membuat pak renggo tertarik untuk memainkannya karena dia ingin membuat isteri Ardi yang cantik itu menjadi kuda betina liar dalam pusaran badai birahinya. “ Enaak sayang “ lelaki tua itu menggumam sambil menjilat klitoris Shinta yang kian membengkak.

Sementara sambil asyik dengan menjilat mulut vagina ibu muda itu, pak renggo melorotkan celananya di lemparkan ke lantai. Tidak lama kemudian pak renggo mulai menarik kepalanya, dan segera kepala itu menjauh dari selangkangan Shinta dan bergerak menuju payudaranya yang sudah tidak tertutup sehelai benang pun.
Putting susu ibu muda itu terasa kenyal dan mengeras. Dengan sedikit gigitan yang ringan, ia kunyah lembut dan kemudian dihisap panjang dalam mulut. Dengan memakai ujung lidahnya, puting dan daging lembut disekitarnya terus dipermainkan pak renggo. Shinta menjerit nikmat…”Oooughhh.. pak.. paaaaak nikmatnya..Oh terus hisaaaaaap yang kuat paaaaaaak. Oh Tuhaaaan. “ Cepat setubuhi aku paaaaaak”


Kemudian pak renggo menegakkan badan dan wajah Shinta untuk mendekat ke dada kekarnya. Ibu muda itu mulai mengecup berbagai tempat di sekitar dada, kemudian Shinta menjilati puting lelaki tua itu, kiri dan kanan dan kemudian mengulumnya dengan begitu bernafsu. Pak renggo pun mulai merapatkan diri ke Shinta yang sedang duduk di ujung meja dengan posisi kedua kaki dibuka lebar siap menerima kenikmatan penis. Walaupun sudah begitu merapat, penis besar pak renggo dibiarkan dahulu di luar, di sekitar selangkangan dan mulut vagina Shinta, mengegesek gesek lembut namun menimbulkan percikan birahi membara disekujur tubuh ibu muda yang cantik itu. Shinta semakin belingsatan didera kenikmatan.

Ibu muda itu dengan buas menciumi puting dan dada pak renggo, akhirnya tidak sabar juga, dengan suara yang begitu merangsang isteri Ardi yang cantik mulai merengek supaya pak renggo segera memasukkan penis besarnya ke vagina Shinta yang sudah banjir dari tadi . Pak renggo meminta Shinta saja yang memasukkannya sendiri, dan perempuan cantik itu kemudian menggenggamnya dengan tangan gemetar, berusaha memasukkan penis besar panjang keliangnya, dan diarahkan ke lubang vagina dengan sedikit menarik tubuh pak renggo yang segera menyesuaikan diri, dan membantu ibu muda itu untuk memasukkan penis besarnya “ Heeiiigh. Oooh pak besarnya”. Aku rindu ini punyamu paaaaaak.

Pak renggo membantunya dengan perlahan lahan mendorong batang penis terus masuk ke dalam vaginanya. Seperti sedang menerima sesuatu yang sejak tadi ditunggu tunggu, Shinta merintih begitu bernafsu. Lelaki tua itu mulai menggerakkan pinggul perlahan lahan sehingga penis panjangnya keluar masuk vagina yang berkedut kedut dindingnya dengan berirama. Shinta kemudian memeluk pinggang pak renggo, dan bibirnya yang tidak henti hentinya merintih melekat di telinga lelaki perkasa itu, dengan meracau nikmat. “ Ooooh setubuhi aku yang keraaaaas” Untuk beberapa saat mereka terus bermain cinta dengan posisi demikian.

Perlaha lahan namun pasti Shinta merasakan puncak kenikmatan semakin dekat. Matanya mulai terpejam, ah..., “Ouuugh pak saat saat seperti ini yang aku tunggu, dan aku rindukan setiap malam agar dapat bercinta dengan laki-laki jantan seperti mu pak paaaak”. Desahan Shinta semakin terdengar tak beraturan ditelinga pak renggo. Darah ditubuh ibu muda itu mengalir dengan cepat. Dan, tak berapa lama, tubuhnya terasa bergetar. Shinta menggelinjang, punggung pak renggo didekapnya erat, sementara kakinya menekan pantat lelaki perkasa itu sekuat tenaga. "Terus paaak...terus...." Gerakan pak renggo menghentakan batang kejantanannya semakin cepat dan kuat. " Oooh Sedikit lagi...paaaak sedikit lagi." Ooooghhh aku hauuuus paak…haus, ludahi mulutku paaaaak”. Pak renggo mencium mulut ibu muda itu dan air ludahnya memenuhi rongga perempuan cantik itu. Kenikmatan telah dirasakan Shinta semakin dekat, dan..... "Ooooooh....., ampuuuun pak" desahan nikmatnya yang panjang terdengar keras. Kaki ibu muda itu menghentak hentakkan pantat pak renggo, nafasnya memburu, dan pinggulnya meliuk liuk bagai penari erotis.

Pak renggo memperlambat gerakannya dan melihat pada Shinta sambil berbisik “ Nikmatilah dan rasakan batang kejantananku sayang” kau telah menggodaku malam ini untuk menyetubuhimu. Kemudian, nafas ibu muda itu mulai memburu. Matanya masih terpejam saat pak renggo mencium bibirnya dengan lembut. Shinta membuka matanya, dan pak renggo mulai lagi bergerak dengan buas. Penisnya menghujam vaginanya tanpa ampun. Hanya reda beberapa saat, desahan nikmat isteri Ardi mulai kembali memburu, demikian juga dengan Pak renggo.

"Uuh...uh, Ayo manisku yang binal,...aku sudah mulai mendaki," bisik pak renggo pada isteri Ardi, yang bagai orang kesurupan berkejat kejat dalam hentakan buasnya, pak renggo memacu birahi kuda betinanya untuk sampai digaris finish.


Dengan gerakan memutar memutar dalam hentakkan pinggulnya pak renggo, semakin lama gerakannya semakin cepat dan semakin menekan kedalam vagina Shinta. Dengan gerakan hebat pak renggo menghentakan penis besarnya semakin dalam. ibu muda itu melepaskan erangan histerisnya tanda mencapai orgasmenya yang pertama.

Oh ampuuuun pak, aku sampaiiiii, enaaak….tolooong” dengan tubuh bergetar hebat isteri Ardi yang cantik itu tenggelam dalam pusaran badai birahinya.

Bukannya menghentikannya, pak renggo malahan menyentil-menyentil pentil susunya dengan ujung ujung jarinya, sambil mengayunkan penis besarnya didalam liang yang sempit yang berdenyut denyut mencengkram lembut batang kejantanannya. Pak renggo melenguh nikmat, “Ooh cah ayu punya mu uenaak teunan “.


Ketika ibu muda itu belum reda dengan orgasmenya yang pertama, pak renggo memindahkan tubuh Shinta keatas ranjang, pak renggo membuka selangkangannya lebar-lebar dan merekahkan kedua bibir vaginanya yang dibanjiri air kenikmatannya. Kemudian lelaki tua itu dengan telapak tangan kanannya (ke empat jari-jarinya), mulai menepuk-menepuk pussy Shinta yang terpampang lebar di depannya. Gerakan-Gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali “tamparan” nya mengenai bibir vagina yang sudah basah itu, Shinta tersentak-tersentak antara rasa kaget dan erotis.

Akhirnya, pukulan-pukulan kecil itu bertambah keras dan cepat seiring dengan Shinta mendapatkan sensasi yang luar biasa di ronde yang kedua. Ibu muda itu orgasme hebat diselingi erangan-erangan ketika tamparannya mengenai vagina dengan cairan kentalnya yang mengalir deras sampai ke bongkahan pantatnya.


“Argh, argh, hmph hmph..” ampuuuun paaaak”
“Enak kan, Shinta?” Ayo jawab…manisku yang binal, kau telah menggodaku”. Kau telah mendapatkan hukumannya. Malam ini nikmatilah batang kejantananku yang akan menelusuri anus mu. Aku tahu kau merindukan kenikmatan yang pernah kau rasakan dulu. Betapa nikmatnya lahar panasku menyembur dalam anusmu, betapa indahnya tubuhmu saat meliuk liuk didera rasa nikmat itu. “ Ayo ngaku pelacur cantikku… kamu suka khaaaan “. Ya yaaa pak aku sukaaaaaa punya mu.


Malam itu, akhirnya Shinta tertidur kecapaian setelah mendapatkan empat kali orgasme dalam pacuan birahi pak renggo, dari berbagai macam posisi ibu muda itu disetubuhi pak renggo hingga berkelojotan. Disaat menjelang fajar Shinta terbangun dengan posisi yang mengangkang lebar menantang dengan vagina yang basah meleleh sampai ke pantat, begitu banyaknya semburan lahar panas pak renggo membanjiri liang sempitnya. Pak renggo masih pulas dalam tidurnya yang terlentang, dengan batang kejantanannya setengah menegang. Shinta begitu takjub melihat batang penis lelaki tua itu yang selalu siap untuk memberinya kenikmatan.

Dengan perlahan-lahan Shinta bergerak menempatkan posisi badannya sehingga bagian pinggulnya berada sejajar dengan kepala pak renggo dan dengan setengah berjongkok, Batang kemaluan renggo persis berada di depan kepalanya. Rupanya Ibu muda itu ingin menjilati serta menghisapi batang perkasa itu, karena begitu pak renggo terjaga dari tidurnya terasa batang kemaluannya dipegang oleh tangan halus lembut. Kini terasa kepala penisnya seperti menerobos masuk dimulut yang hangat. Ketika ujung lidah Shinta mulai bermain-main di seputar kepala penisnya, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluruh badan pak renggo, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutnya dengan meracau. “Oooh pelacur manisku…terus teruuuus hisap yang kuat, ambilah sari madu yang kau rindukan itu.

Racauan liar pak renggo semakin memacu birahi perempuan cantik itu, kata kata “ pelacur cantik” telah membuat Shinta kian bergairah dengan nafsu kian jadi membara. Shinta begitu menikmati kata kata vulgar pak renggo. Dan memang dirinya telah menjadi seorang perempuan pelacur, ia melacurkan dirinya hanya untuk pak renggo yang telah memberikan segala galanya yang tak pernah didapat dari suaminya. Akhirnya pak renggo membuat perlawanan, dia layani keinginan ibu muda itu.

Dengan posisi 69 ini keduanya bercumbu, saling hisap mengisap, jilat menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian pak renggo menghentikan kegiatannya dan tetap berbaring telentang sambil telentang pak renggo menarik Shinta ke atas tubuhnya. Dengan suatu tekanan oleh tangan kekarnya pada pantat Shinta, maka penis besar itu langsung menerobos masuk ke dalam liang vaginanya. Amblas semua batang kejantanan itu.
“Aagggghh..!” terdengar lenguhan panjang kenikmatan keluar dari mulut perempuan cantik itu.

Shinta tambah semangat dengan ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atas tubuh pak renggo. Lelaki tua itu melihat wajah ibu muda itu semakin cantik disaat sedang memburu birahinya, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang indah padat itu, bergoyang goyang indah membuat pak renggo kian liar meremas bongkahan pantatnya. Cengkraman tangan lelaki tua itu semakin kuat untuk menekan ayunan pantat Shinta yang liar dengan vagina yang terganjal penis besarnya.

Pak renggo melihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul isteri Ardi yang sedang berayun-ayun indah di atas tubuhnya. Batang penisnya yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika Shinta bergerak naik turun di atasnya. Hal ini membuat pak renggo jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penis pak renggo mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badannya, dengan meremas kedua bukit kembar Shinta. Kemudian air lahar panasnya tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina ibu muda itu, yang pada saat bersamaan pula vagina Shinta terasa berdenyut denyut dengan kencangnya disertai tubuhnya yang berada di atas tubuh pak renggo bergetar dengan hebatnya dan berkelojotan. Kedua tangannya mendekap badan kekar pak renggo dengan keras. “ Ouuugh pak paaaak enaaknya ampuuuuuun pak “. Semburan lahar panas yang dahsyat itu membuat Shanti terhempas kedalam badai kenikmatan tiada tara.

Keduanya mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya Shinta tidur tertelungkup di atas tubuh pak renggo dengan lemas dan dari bibirnya tersungging senyuman puas.

“Pak.., terima kasih pak. Bapak telah memberikan kepuasan sejati..!”

Pak renggo membelai rambut panjang Shinta seraya berbisik, “ kau seorang wanita yang terhebat manisku”. Aku akan selalu memberikan apa yang menjadi kerinduanmu. Kau cantik, dan tubuhmu begitu menggairahkan sekali, dan liang vagina mu sempit nikmat berdenyut denyut. Shinta tersenyum dengan pujian pak renggo itu, begitu bahagia perasaannya bercampur jengah. “ Teeetapi bukan milik ku yang sempit, punya bapak yang terlalu besar dan panjang”. Keduanya lalu kembali berciuman dengan liar dan buas. Batang kejantanan pak renggo masih tegak perkasa didalam liang perempuan cantik itu, meski telah berejakulasi namun tetap gagah, entah ramuan apa yang diminum pak renggo.

“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan Shinta, sementara pak renggo menggerakan-gerakan pantatnya sambil menekan ke atas.
Dalam posisi itu dimana berat badan Shinta sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penis besar panjang pak renggo, maka dengan begitu cepat ibu muda itu akan mencapai klimaksnya kembali.
“Aaduhh.. pak.. Aku.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. paaaak..!” dengan lenguhan panjang seperti sapi disembelih disertai badannya yang mengejang, isteri Ardi mencapai orgasme yang begitu dahsyat dirasakannya, dan selang sejenak terkulai lemas dalam pelukan pak renggo.

Dengan penis besar yang masih berada di dalam lubang kemaluan Shinta, pak renggo terus membalikan tubuhnya. Lelaki tua itu menindihnya. Dalam keadaan yang masih terkulai lemas didera nikmat yang baru saja terjadi, pak renggo menggenjot ibu muda itu kembali, tanpa jedah dengan sangat bernafsu, sampai Shinta berkejat kejat sambil mencakari punggungnya hingga berdarah. Lelaki tua itu mulai mendekati pendakiannya yang tertunda.

Shinta mengerutkan otot otot di dalam vaginanya untuk mencengkeram penis besar pak renggo, ibu muda itu memutar pinggulnya sambil menaikan pantatnya ke atas, sampai ke leher batang kemaluan yang panjang. Kemudian dengan cara yang sama dilakukannya dengan menghentak keatas, dilakukannya berulang-ulang. Pak renggo mengelus dan meremas bokong indah isteri Ardi, pinggul lelaki tua itu menghujam lebih dalam lagi vagina Shinta dari atas dengan irama yang sudah sangat harmonis. Posisi ini juga adalah posisi favorit Shinta (hingga kini). Buah dadanya terhimpit dada kekar pak renggo, perut pak renggo menggesek gesek perutnya dan desis kenikmatan perempuan cantik itu semakin menyatu dengan deru nafas pak renggo.

Shinta rasakan gesekan otot dan kulit penisnya pak renggo di dalam vaginanya, rasanya enak sekali, kepala penisnya yang besar yang menyodok nyodok dinding rahimnya makin menambah kenikmatan yang dialami. Bagian dalam vaginanya berkedut makin memompa. Shinta melenguh panjang dengan tubuh berkejat kejat dalam hentakan buas dan liar lelaki pejantan tangguh itu. Dicengkramn gemas bongkahan pantat ibu muda itu, sambil mengisap putting susu indahnya, pak renggo menghentakan penisnya semakin liar, spermanya menyemprot tumpah dengan deras ke dalam liang vagina Shinta, mengisi segenap relung-relung di dalamnya. Ibu muda itu pun berkelojotan saat puncak kenikmatannya diraihnya bersama ledakan lahar panas pak renggo.

Tubuhnya berkejat kejat nikmat dengan pantatnya naik keatas untuk menjemput hentakan penis besar yang menghujam deras, dadanya membusung membuat pak renggo dengan buas menghisap pentil susunya yang kian mencuat indah…” Ooooh ampuuuuun paaak”, Deru nafas ibu muda itu memburu, dengan kepala menggeleng kanan kiri, saat tenggelam dalam pusaran badai kenikmatanya. Begitu sempurna kenikmatan yang diterimanya, hingga dirasakan oleh Shinta menyentak ke ubun ubunnya, dengan jiwa melayang keawang awang.

Shinta tak tahan lagi untuk tidak mengeluarkan suara-suara liarnya oohhhhhhhh............ssshhhhhhhhhh, meski masih terdengar perlahan, pada saat batang kejantanan pak renggo masih berkedut kedut didalam liang vaginanya. Dan bibir kelaminnya basah meleleh oleh lendir madu mereka berdua.

Mengapa benda yang tegar, perkasa dan penuh pesona itu tak juga melemah serta masih memberikan kenikmatan dalam dirinya. Hanya itu yang bisa Shinta ingat dan selanjutnya ibu muda itu tertidur sesaat dan terbuai kedalam mimpinya yang indah. Ketika Shinta tersadar dari mimpi indahnya, Pak renggo telah turun dari atas tubuhnya. Lelaki tua itu kembali dengan rakus menjilati liang vaginanya.

Menjilatinya, menghisapnya dengan ganas. Bahkan membalikan tubuhnya tengkurap, mengangkat pantatnya, kemudian menjilati anusnya yang membuat dia berpegangan dikasur yang empuk dengan tubuh menggigil dan tersentak sentak menahan getaran nikmat tak terlukiskan yang akan diterimanya kembali.

Shinta akan menerima kembali orgasmenya yang penuh sensasi disaat matahari akan terbit. Kali ini bahkan lebih hebat dari yang semalam, jilatan liar pak renggo pada lubang anusnya, membuatnya tanpa sadar membuat ia terpekik histeris, dan tubuhnya mengejang sangat lama.............
oooooghhhhhhhhh................sshhhhhhhhhhh.......ohhhhh pak

Pak renggo Sangat rakus! Menjilati lubang anus isteri Ardi yang cantik itu.
"Oh.. masih kecil dan sempit.. punya mu manis," bisiknya. Apakah kamu merindukan ini….lidah ku yang menjilati anus mu ? “ ayo jawab.. “ Y y yaa pak.

“Apakah kau ingin penisku ada didalam anus sempit ini ? “ ya paaaaak, ibu muda itu menjerit histeris sekali lagi saat lidah pak renggo menjilat liar anusnya. Jelas itu ungkapan bawah sadarnya.

Jilatan liar pak renggo demikian ber irama, membuat ibu muda itu, pantatnya diangkat naik dengan bergetar hebat menahan kenikmatan dari permainan lidah pak renggo , isteri Ardi yang cantik itu kelihatan bagai orang kalap akibat nafsu birahinya tak terbendung. Lelaki tua yang sudah sangat berpengalaman dengan wanita yang diambang klimaksnya jadi kian bersemangat mengerjainya, betapa indahnya tubuh perempuan cantik itu saat menggeliat geliat ingin melepas bendungan birahi dari dalam dirinya.

Tanpa menuggu terlalu lama akhirnya Shinta merasakan panasnya batang kejantanan pak renggo berada di ambang pintu lubang anusnya. Kali ini ibu muda itu memejamkan matanya, dengan mengerang bagai sapi sekarat, saat batang penis hangat itu digesek gesekan pada belahan pantatnya, dengan dicengkram kuat oleh tangan kekar pak renggo bongkahan pantat indah itu, kepala Shinta terangkat keatas dengan biji mata terbeliak didera nikmat.

Dan tubuh Shinta bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar berkejat kejat kenikmatan. “Cah ayu.... suka … kamu suka ini..kontol besar dalam lubang anus mu” ujar lelaki tua itu. Yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat ibu muda itu.

. “Oh enaaaknya pak” . pak renggo itu hanya tersenyum kenikmatan juga. Penis itu dengan pasti telah menerobos bergerak masuk dengan perlahan, membuat tubuh isteri tersayang Ardi terguncang keras. Shinta menjerit nikmat, anusnya mulai terbiasa dengan penis besar itu kembali. Ougggh pak beri aku kenikmatan seperti dirumah mu. Ooooh pelannn pelaaan paaaaaaaak. “ Sakit manisku….tidak pak tapi perlahan dulu ya. Rasa nyeri hanya sebentar dirasakan Shinta, kini telah berganti dengan rasa nikmat yang tiada taranya.

Dan pak renggo terlihat jelas, sangat menikmati lubang anus ibu muda itu. Dia terus menggoyangkan penisnya. Shinta semakin merasakan adanya perubahan, sepertinya didalam anusnya tiba tiba ia merasakan nikmat yang tiada tara menerima penis sebesar itu. Ibu muda itu mengigit bibirnya, rasa nikmat yang dialaminya dengan cepat dan pasti menyentak sampai keubun ubunnya.

Shinta tak kuasa lagi didera kenikmatan, ia mengerang bagai kuda betina liar, seakan akan memberitahukan pada pak renggo, bahwa dia sangat menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang meliuk liuk, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Lelaki tua itu terus menggoyang menghujamkan penisnya semakin buas dan dalam. “ahhh … ahhh.. aku tak tahan… aku tak tahan…” tiba tiba isterinya Ardi yang cantik itu mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. Shinta akhirnya orgasme, namun terus saja mbah barja memacu penisnya di dalam liang anus ibu muda itu. Nafas pak renggo mendengus dengus bagai banteng liar menikmati liang anus Shinta. Tak lama isterinya Ardi yang bahenol itu kembali mendapatkan orgasmenya lagi secara beruntun, yang kemudian di susul oleh pak renggo.

Ibu muda itu bisa merasakan jelas panasnya cairan birahi lelaki perkasa itu memenuhi liang anusnya menyembur dengan deras, begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Shinta menjerit histeris…Ougggh tolooooong. Nikmaaaaaat sekali pak. Ooooooh pak…..ampuuuuuuun pak renggooooo. Dan kenangan saat pertama kali ia disetubuhi pak renggo didesa terpencil itu, kini kembali telah menjadi kenyataan. Shinta isteri Ardi yang cantik itu, kian menjadi perempuan binal setelah menikmati batang kejantanan pak renggo yang besar panjang perkasa.

Selama tiga malam pak renggo menginap dirumahnya, selama tiga malam itu pula ladang gersang ibu muda itu disirami air kenikmatan pak renggo yang sebaya dengan usia ayahnya Shinta. Sungguh menakjubkan kebutuhan seks tidak pernah memandang usia lawan jenisnya.

TAMAT.